TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Pelajar SMA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya serempak melaksanakan Tadarus on The Street di kawasan pedestrian Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya, Selasa (28/3/2023).
Tadarus on The Street tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok membaca Alquran sebanyak satu juz. Dengan berseragam lengkap, para siswa terlihat khusyuk membaca Alquran.
"Ini salah satu kegiatan selama belajar di bulan Ramadhan. Kita coba membaca Alquran di jalan atau Tadarus on The Street. Hal ini supaya mereka khusyuk membaca ayat suci dan paling penting tak malu membawa Alquran untuk dibaca di publik," ujar Kepala SMA Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya, In In Kadarsolihin.
Menurutnya, dari jumlah 530 siswa dibagi menjadi 30 kelompok. Kegiatan Tadarus on The Street ini pun berhasil membaca seluruh Alquran dalam waktu tak lebih dari satu jam.
"Kami mengerahkan seluruh siswa dari kelas 10 dan kelas 11, sebanyak 15 kelas. Satu kelas itu dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok itu membaca Alquran sebanyak satu juz, sehingga dari satu waktu yang kurang lebih 1 jam 30 menit, siswa-siswa kami berhasil untuk menyelesaikan membaca Alquran sebenyak 30 juz," kata dia.
In in menambakkan alasan diselenggarakannya kegiatan Tadarus on The Street di kawasan pedestrian adalah karena kawasan tersebut merupakan area publik yang sangat referesentarif digunakan berbagai kegiatan.
"Kenapa kami mengambil tempat membaca Alquran bersama di Jalan HZ Mustofa? Itu karena pedestrian ini milik publik, sangat referesentatif sekali untuk berbagai kegiatan, salah satunya inisiasi dari kami untuk bisa membaca Alquran disepanjang kawasan tersebut," jelasnya.
Selain itu, dikatakan In In, kegiatan ini pun sebagai upaya agar generasi muda Islam tak malu untuk selalu membawa Alquran kemanapun mereka pergi. Terlebih pada bulan Ramadhan ini untuk melakukan berbagai kegiatan yang positif yang mana itu akan menambah pahala di bulan Ramadhan.
"Sekarang kan anak-anak muda baca Alquran di ponsel. Ini kan sangat beda dengan kalau kita membaca langsung pada kitab suci Alquran. Sehingga, Alquran ini sudah menjadi identitas umat muslim dan pada generasi muda supaya tak malu kita bawa Alquran. Jangan malu," tambah In In.
"Mereka seluruhnya sangat antusias. Memang sebelumnya ada yang protes, Pak pakai ponsel saja baca Alqurannya. Tapi saya jelaskan maknanya beda saat kita membawa kitab suci langsung dan membacanya langsung. Kita zaman dulu mana ada Aluran di ponsel. Ini lebih ke pendidikan etika para pelajar juga," sambungnya
Sementara itu, salah seorang siswa, Farah (17), mengaku sangat bahagia karena bisa tadarus bersama di kawasan pedestrian yang masih sepi dan tak terlalu padat pengunjung karena waktunya masih relatif pagi.
Lanjut dia, mengaji di tempat umum seperti ini terlebih ada rasa perbedaannya ketika membaca di kitab langsung dengan membaca ayat -ayat di ponsel.
"Beda pak, ada makna tersendiri yang tak bisa diungkapkan hanya sekadar oleh kata-kata. Kalau langsung baca kitab itu lebih sejuk dan bermakna aja, beda dengan baca Alquran di ponsel," bebernya.
Editor : Asep Juhariyono