Pasca kejadian itu, kata Azis, korban mengalami trauma dan tak berani lagi mengambil pekerjaan ke Bogor. Korban merasa takut hingga tak mau lagi ke Bogor dan sekarang hanya kerja di Tasikmalaya.
“Korban trauma usai kejadian itu. Korban tak mau lagi pergi ke Bogor karena ketakutan,” kata dia.
Sementara itu, Manajer Operasional PO Bus Budiman, Ahmad Lujen, mengaku sudah mengetahui hal itu. Namun pasca kejadian itu, oknum kondektur berinisial A yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada penumpang itu susah dihubungi dan sudah tidak bekerja lagi.
"Informasi itu sudah lama. Ketika ada laporan, kami langsung tindak lanjuti dan memanggil terduga pelaku. Namun, kami lost contact dengan terduga pelaku. Bahkan sampai sekarang dia sudah tidak masuk kerja. Jadi kami susah untuk menindaklanjuti," kata Ahmad Lujen.
Ia menegaskan, pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk kejahatan yang dilakukan oleh para karyawannya. Pihaknya juga akan mengevaluasi dan memperketat aturan agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
"Kami akan melakukan evaluasi dan kami akan tegakkan aturan ke depan untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang,” pungkasnya.
Sementara itu, Pejabat Sementara (Ps) Kasi Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan membenarkan jika pihaknya sudah menerima laporan dugaan pelecehan seksual penumpang bus oleh oknum kondektur.
Ia mengatakan, sejauh ini Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi.
“Benar, laporannya ada. Satreskrim masih melakukan penyelidikan,” kata Jajang saat dikonfirmasi iNewsTasikmalaya.id, Senin (27/2/2023) malam.
Editor : Asep Juhariyono