Sementara itu, Kepala SMPN 1 Singaparna, Jamaludin Malik, mengapresiasi pihak Dinsos Kabupaten Tasikmalaya yang bisa menggelar sosialisasi stop kekerasan terhadap perempuan dan anak di sekolahnya. Apalagi, dalam sosisai ini dibahas materi mengenai perundungan, sehingga para siswa sedikitnya bisa memahami jika terjadi perundungan, agar tidak diam dan tak takut untuk melapor.
"Syukur alhamdulilah dari dinas sosial, terkhusus dari bidang perlindungan perempuan dan anak datang ke sekolah kami. Salah satu materi yang dibahas di antaranya adalah yang berhubungan dengan masalah perundungan. Ini sangat penting," kata Jamaludin.
Ia berharap, sosialisasi ini bisa dijadikan langkah awal agar materi ini bisa diimplementasikan di sekolahnya. Selain itu, ketegasan mengenai hak-hak perlindungan anak bisa lebih meningkat.
“Harapan saya mudah-mudahan ini langkah awal bagian dari pioner apapun mungkin program yang berhubungan dengan anak bisa diimplentasi di sekolah kami agar meningkat kembali, kedua mudah-mudah bisa berkelanjutan," ucapnya.
Dikesempatan yang sama, Sekretaris Dinsos Kabupaten Tasikmalaya, Dr. Eli Hendalia mengatakan, hal utama yang disampaikan dalam sosialisasi di SMPN 1 Singaparna ini adalah materi terkait perundungan dan kekerasan terhadap fisik. Selama kegiatan berlangsung, para siswa bisa memahami dan proaktif bertanya saat sesi dialog.
“Saya merasa bersyukur pada hari ini kami bisa melakukan funny game dengan sosialisasi stop kekeresan terhadap perempuan dan anak di keluarga besar SMPN 1 Singaparna. Semuanya diberikan pembekalan yang terkait dengan hal-hal bullying kemudian kekerasan terhadap fisik, dan lain sebagainya,” kata Eli.
“Alhamdulilah semua anak-anak memahami dan hari ini happy ending, karena apa, tujuan kita tercapai," sambungnya.
Editor : Asep Juhariyono