get app
inews
Aa Read Next : Letkol Kopassus Atang Sutresna Kelahiran Tasikmalaya Gugur, Peluru Fretilin Robek Perut dan Kepala

Legenda Kopassus Ini Tetap Bungkam Tak Mau Bocorkan Rahasia Negara Meski Luka Tembak Ditusuk Bayonet

Senin, 05 September 2022 | 09:52 WIB
header img
Legenda Kopassus Ini Tetap Bungkam Tak Mau Bocorkan Rahasia Negara Meski Luka Tembak Ditusuk Bayonet. (Foto: Penkopassus)

JAKARTA, iNewsTasikmalaya.id – Legenda Kopassus ini pilih bungkam tak mau bocorkan rahasia negara meski luka tembak ditusuk bayonet dan kaki diamputasi.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan pasukan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD). Korp Baret Merah ini selalu melahirkan prajurit-prajurit pemberani dan patriotik di medan operasi.

Salah satu prajurit yang melegenda karena aksi heroiknya adalah Kolonel Inf. Agus Hernoto. Sepak terjangnya di medan pertempuran mampu membuat gentar dan ciut nyali musuh. Keberanian dan sikap teguhnya dalam menjalankan misi operasi, menjadikan Agus Hernoto sebagai legenda Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang sekarang bernama Kopassus.

Tidak hanya itu, keberanian pria kelahiran Malang, Jawa Timur, 1 Agustus 1930 menyabung nyawa dalam mengemban tugas operasi membuatnya disegani dan dihormati oleh para senior serta komandannya di Korps Baret Merah.

Bahkan, tokoh militer dan intelijen Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani atau dikenal dengan sebutan Benny Moerdani rela dikeluarkan dari Kopassus karena membela Agus Hernoto.

Saat itu, Komandan RPKAD Kolonel Moeng Parhadimoeljo memindahkan Agus Hernoto ke Staf Umum Angkatan Darat III Bagian Organisasi karena cacat seusai pulang dari operasi.

Dalam buku biografinya berjudul "Kolonel Inf. Agus Hernoto: Legenda Pasukan Komando dari Kopassus Sampai Operasi Khusus” diceritakan, Agus Hernoto yang saat itu berpangkat Letnan Dua (Letda) mendapat tugas untuk memimpin Operasi Banteng I untuk membebaskan Irian Barat sekarang Papua dari cengkeraman Belanda.

Operasi Banteng I merupakan operasi infiltrasi atau penyusupan ke belakang garis musuh melalui udara. Operasi militer ini sebagai tindak lanjut dari Tri Komando Rakyat (Trikora) yang dikumandangkan Presiden Soekarno pada 9 Desember 1961. Operasi ini terbilang berbahaya dan taruhannya adalah nyawa.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Berita iNews Tasikmalaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut