get app
inews
Aa Text
Read Next : Daftar 5 Kota di Indonesia yang Terancam Tenggelam, Nomor 4 pada 2030 Diprediksi Tenggelam

Antara Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade, Apa Perbedaannya dan Mana yang Lebih Bergengsi?

Rabu, 24 Agustus 2022 | 08:59 WIB
header img
Perbedaan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade menarik diulas. (Foto: REUTERS/Lintao Zhang).

TOKYO, iNewsTasikmalaya.id - Antara Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade, Apa Perbedaannya dan Mana yang Lebih Bergengsi? Simak penjelasannya.

Sebetulnya antara Kejuaraan Dunia Bulutangkis dan Olimpiade cabang olahraga bulutangkis merupakan dua ajang yang memiliki level yang sama. Keduanya sama-sama turnamen olahraga bulu tangkis yang paling bergengsi di dunia.  

Pasalnya, karier seorang pemain bulu tangkis akan dianggap sukses jika berhasil menyabet banyak gelar juara di level World Tour BWF atau Super Series, rasanya belum lengkap jika belum menjadi yang terbaik di kedua turnamen tersebut.

Lantas, apa yang menjadi perbedaan dari Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade cabor bulu tangkis?

A. Persyaratan Menjadi Peserta dan Jumlah Peserta


1. Kejuaraan Dunia

Kejuaraan Dunia diikuti 64 peserta di kelima sektor yang ada, yakni tunggal putra-putri, ganda putra-putri dan ganda campuran. Biasanya Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) akan melakukan pengundian pertandingan sekitar sepekan sebelum turnamen dimulai.

Dikutip dari laman resmi, BWF mengharuskan anggota asosiasinya mengirimkan entri pemain mereka lebih dulu dengan maksimal empat entri atau empat nama di semua sektor yang ada.

Perwakilan dari setiap negara nantinya dipilih beradasarkan ranking dunia BWF yang mereka miliki. Seperti disebutkan di atas, maksimal mereka hanya bisa mengirimkan empat wakil saja.

Selain itu, penentuan lolosnya peserta juga bisa lewat jalur undangan yang dikirim oleh BWF. Setidaknya ada satu perwakilan di setiap nomor yang akan diundang oleh BWF dari masing-masing lima konfederasi benua yang ada.

Akan tetapi, untuk jalur undangan ini yang diutamakan adalah para pemain yang berada di luar ranking teratas dunia.

2. Olimpiade

Setiap gelaran Olimpiade, BWF akan mengumumkan berapa total kuota peserta cabor bulutangkis di pesta olahraga terakbar di dunia itu. Dan untuk Olimpiade Paris 2024 mendatang, mereka telah memastikan bahwa kuotanya tetap berjumlah 172 tempat (86 putra dan 86 putri). Adapun setiap negara memiliki kuota maksimal delapan tempat masing-masing pada putra dan putri.

Untuk nomor tunggal putra dan putri, BWF memastikan masing-masing negara dapat memiliki kuota maksimum dua tempat. Hal itu dapat terjadi jika pemain berada di posisi 16 besar dalam peringkat pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024.  
Kemudian, BWF menyatakan setiap nomor tunggal harus memiliki setidaknya dua atlet dari masing-masing lima konfederasi benua. Dengan catatan, pemain itu bertempat di atas posisi 250 ranking dunia.

Pada sektor ganda, setiap negara memiliki kuota maksimum sebanyak dua tempat. Hal itu berlaku jika kedua pasangan berada di peringkat delapan besar pada periode kualifikasi dan harus ada setidaknya satu pasangan dari masing-masing lima konfederasi kontinental.

Dan untuk masuk ke Olimpiade, para jagoan bulutangkis dunia wajib memiliki poin kualifikasi yang cukup dalam periode yang telah ditentukan. Contohnya untuk edisi 2024 mendatang, poin kualifikasi Olimpiade bisa mulai dikumpulkan pada 1 Mei 2023 hingga 8 April 2024.

Setelah kualifikasi berakhir, BWF selanjutnya akan merilis daftar atlet yang lolos. Lalu, BWF akan mengumumkan kepada setiap negara terkait penempatan kuota yang akan dialokasikan dan setiap negara diberi waktu satu pekan utnuk mengonfirmasi keikutsertaan atlet mereka. Jika ada slot kosong, barulah BWF akan menunjuk pengganti untuk mengisi slot tersebut.

B. Waktu Penyelenggaraan

1. Kejuaraan Dunia

Kejuaraan Dunia Bulutangkis pertama kali dihelat pada 1977 lalu dan digelar setiap tiga tahun sekali hingga 1983. Akan tetapi, sejak 1985, turnamen ini berubah menjadi ajang dua tahunan.

Namun, sejak 2006, aturannya kembali berubah. BWF memasukkan turnamen ini sebagai kejuaraan tahunan dalam kalender mereka. Tujuannya untuk membuka lebih banyak peluang bagi para pebulutangkis untuk bisa menyabet gelar juara dunia.

Akan tetapi, setiap tahun Olimpiade, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis ditiadakan. Kecuali pada edisi 2021 lalu karena Olimpiade Tokyo 2020 ditunda satu tahun akibat pandemi Covid-19.

2. Olimpiade

Pesta olahraga terakbar di dunia ini digelar setiap empat tahun sekali. Seperti disebutkan di atas, setiap turnamen ini digelar maka di tahun yang sama Kejuaraan Dunia Bulutangkis ditiadakan karena level keduanya yang dianggap sama.

C. Format pertandingan

Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade memiliki format pertandingan yang berbeda. Untuk Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, para peserta langsung bertarung dalam sistem gugur di setiap sektor.

Sedangkan Olimpiade menggunakan sistem round robin lebih dulu. Itu artinya, semua peserta di setiap nomor akan dibagi ke dalam beberapa grup dan mereka akan saling bertemu satu sama lain dengan lawan yang berada di grup yang sama.

Setelah itu, barulah juara dan runner up grup di sektor ganda (putra, putri, campuran) akan lolos ke babak gugur. Sementara sektor tunggal putra dan putri hanya meloloskan juara grup saja karena memiliki grup yang lebih banyak.

D. Kebanggaan

Dilihat dari segi kebanggaan, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade juga berbeda. Alasan paling utama adalah karena kesempatan yang didapat oleh setiap atlet juga berbeda di kedua ajang tersebut.
Bisa dibilang Olimpiade lebih bergengsi dan lebih membanggakan bagi para pebulutangkis yang mendapatkannya. Sebab, penyelenggaraan yang empat tahun sekali membuat mereka memiliki sedikit waktu dalam karier mereka untuk menyabet emas.

Selain itu, Olimpiade adalah ajang multievent sehingga medali emas yang didapat pemenangnya sangat membanggakan negaranya di mata dunia. Emas tersebut juga bisa berkontribusi dalam membawa negara sang atlet menjadi juara umum.

Sedangkan Kejuaraan Dunia Bulutangkis digelar setiap tahun sehingga para pebulutangkis memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk memenangkannya. Alhasil, gengsi pertandingannya tak setinggi Olimpiade meski memenangkannya juga merupakan suatu pencapaian yang besar.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut