TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Sejak awal 2022, sebanyak 16 warga Kota Tasikmalaya meninggal dunia lantaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kasus DBD di Kota Tasikmalaya dalam 6 bulan terakhir ini mencapai 1.021 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, kasus DBD di Kota Tasikmalaya memang mengalami peningkatan. Bahkan dari 16 kasus yang meningal, 70 persennya merupakan anak-anak.
“Sejak awal tahun sampai sekarang jumlah kasus DBD di kita itu mencapai 1.021 kasus. 16 orang di antaranya meninggal dunia,” ujar Uus, Jumat (24/6/2022).
Menurutnya, tingginya kasus DBD di kota berjuluk Kota Santri ini diduga lantaran masih banyak warga yang abai terhadap pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain itu, kebersihan lingkungan pun kondisi cuaca juga turut mempengaruhi terhadap peningkatan kasus DBD di Kota Tasikmalaya.
“Daerah yang paling tinggi kasus DBD itu Kecamatan Cipedes, kemudian Tawang dan Indihiang,” kata dia.
Uus menuturkan, pasien DBD yang saat ini masih dirawat di fasilitas kesehatan sebanyak 13 orang. Kendati penyakit DBD itu bisa sembuh, tapi DBD ini bisa menyebabkan kematian jika tidak cepat ditindaklanjuti dengan pengobatan.
Di samping itu, kata Uus, curah hujan yang saat ini kerap mengguyur wilayah Kota Tasikmalaya juga berpotensi terjadinya perkembangbiakan vektor penyebab DBD di genangan-genangan air hujan.
“Ini pentingnya untuk melakukan 3M untuk mencegah terjadinya DBD. Dengan 3M yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas. Dan yang paling utama adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” jelas Uus.
Editor : Asep Juhariyono