TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Habib Luthfi mengaku terharu bisa berkumpul dengan para alim ulama, tokoh masyarakat, TNI, Polri di Tasikmalaya.
Hal itu disampaikannya saat mengisi tausyiah dalam kegiatan Tasikmalaya bersholawat dan doa untuk bangsa di halaman Mako Polres Tasikmalaya kota, Rabu (15/2/2023).
Baca Juga
KPU Kota Tasikmalaya Tetapkan 45 Caleg Terpilih Anggota DPRD, Ini Daftar Nama-namanya
"Sore hari ini satu kehormatan untuk saya khususnya, kita bisa berkumpul bersama-sama para alim ulama, dengan tokoh masyarakat, TNI, Polri. Dalam hati saya itu sangat haru sekali sebenarnya," kata Habib Luthfi.
Dengan berkumpul dan bersama-sama antara semua kalangan dari alim ulama, tokoh agama, TNI, Polri, dan lain sebagainya, merupakan suatu kekuatan utama yang ada di Indonesia.
"Karena ini yang saya tunggu-tunggu sampai kapanpun. Selagi ulama, TNI-Polri, masyarakat tidak bisa dipisah-pisahkan, itulah kekuatan utama yang ada di Indonesia," ujarnya.
Baca Juga
Cek Lokasi dan Jadwal Samsat Keliling Kota Tasikmalaya Hari Ini, Jumat, 3 Mei 2024
"Inilah satu kekuatan yang sangat luar biasa di Indonesia kumpulnya TNI, Polri, ulama, tokoh agama dan lain sebagainya. Mari tunjukan kekuatan ini, bahwa Indonesia kuat, umat beragamanya di Indonesia kuat, umat Islam khususnya kuat, tidak mudah dibenturkan sesama-sesama kita," sambungnya.
Dalam tausyiahnya, Habib Luthfi mengaku malu datang ke Tasikmalaya. Hal itu lantaran di Tasikmalaya ada tokoh yang sangat luar biasa yakni Syekh Abdul Muhyi Pamijahan.
"Saya sebetulnya datang ke Tasik ini malu. Karena apa? Di sini ada suatu tokoh yang luar biasa yang harus menjadi cermin untuk kita semuanya," ucapnya.
Baca Juga
Grand Launching Mars Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya di Peringatan Hardiknas 2024
Habib menyebut, sebelumnya dia mengira jika jarak ke Pamijahan hanya beberapa kilometer atau sepuluh kilometer saja. Namun, di Pamijahan, di tempatnya yang masih naik lagi yang begitu hebat.
"Ada apa ini beliau (Syekh Abdul Muhyi) ko memilih tempat yang demikian? Ternyata setelah saya pelajari, satu untuk kepentingan kholwat secara tidak langsung dalam tarekatnya, dan yang kedua, bagaimana beliau menarik umat ini orang manjat atau naik tanjakan itu perlu waktu, perlu kesehatan dan sebagainya. Ini pendidikan yang luar biasa dari Syekh Abdul Muhyi Khususnya," ujar Habib Luthfi.
"Jadi kalau kita melihat perjuangannya para beliau, saya ucapkan karena kalian memiliki Syekh Muhidin atau Syekh Abdul Muhyi Pamijahan itu cermin yang luar biasa. Kalau kita mau melihat sejarah beliau, malu rasanya kalau kita-kita ini tidak mampu menjadi cermin ummat, kalau kita-kita ini tidak mampu menjadi cermin bangsa, malu rasanya kalau kita ini tidak menjadi cermin rakyat," tuturnya.
Baca Juga
Puluhan Wartawan Tasikmalaya Deklarasi Sukarelawan Penggiat P4GN
Menurut Habib Luthfi, contoh yang diberikan Syekh Abdul Muhyi tidak percuma."Apasih sebenarnya tarekat itu kalau kita katakan? Apa tarekat umpanya tiasa lempang di atas cai? (bisa berjalan di atas air) Eta tarekat? Henteu (Itu tarekat? Tidak). Naon tarekat teh? Itu nu bisa hibeur. Eta taraket? Henteu. (Apa tarekat itu? Itu yang bisa terbang. Itu tarekat? Tidak). Naon bade asup tarekat? Ameh benghar. Nya lain eta tarekat mah.
(Apa mau masuk tarekat? Biar kaya. Ya bukan itu tarekat)," ungkapnya.
Jauh dari itu semuanya, lanjut Habib Luthfi, tarekat itu hubungannya ala bidikrillahi tatmainulqulub. Yakni bagaimana cara membersihkan hati.
Baca Juga
Prakiraan Cuaca Tasikmalaya dan Sekitarnya, Jumat 3 Mei 2024: Siang Hari Cerah Berawan
"Kalau kita setiap hari sudah membersihkan fisik. Air wudlu, mandi, mandi besar sampai mandi biasa. Cuci muka sampai wudlu. Apakah itu menyentuh di dalam batiniah kita atau hanya fisik belaka? Kalau fisik belaka bisa dihias abis mandi pakai parfum dan lainnya. Tapi rahasianya wudlu mencapai tidak kepada batiniah kita. Apa di antaranya? Muka kita yang sering kita wudlui semakin bersih," tandasnya.
Habib Luthfi yang juga sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Indonesia mengatakan, sesuai dengan sabda Nabi SAW, seseorang yang membasuh mukanya atau wajahnya dengan berwudlu akan keluar dosa-dosanya.
"Dari kebersihan muka/wajah ada mata ada mulut, ini termasuk bagian-bagian yang terkena usapan air wudlu. Sejauh mana kita membawa wudlu? apakah kita sering dibasuh mukanya semakin tawadu ataukah semakin begini (sombong). Siapa akunya muncul. Apakah begitu?,"tegasnya.
Selain itu, lanjut Abah panggilan Habib Luthfi, mata dan telinga yang diusap saat berwudlu seharus bisa menyaring dari segala hal-hal yang bakal membuat perpecahan umat.
"Kita harus memiliki filter, jangan asal lihat dan dengar. Jangan mau dipecah-pecah oleh oknum-oknum. Dengan berkumpulnya para alim ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI, Polri dan lainnya seperti ini, ini kekuatan yang luar biasa. Mari tunjukan kita Indonesia itu kuat,"ungkapnya.
Habib menambahkan, bersholawat merupakan bukti kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Sholawat menumbuhkan kecintaan, kecintaan kepada bangsa dan negara, kecintaan kepada sesama serta kecintaan terhadap sesama mahluk.
"Meski sholawatnya di Tasikmalaya, tapi ini akan memberikan manfaat kepada seluruh umat di dunia," tandasnya.
Kegiatan Tasikmalaya dan doa untuk bangsa bersama Habib Luthfi bin Ali bin Yahya di Mako Polres Tasikmalaya kota ini diikuti ribuan umat Islam dari Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
Editor : Asep Juhariyono