“Setelah rombongan pertama dibawa ke rumah sakit, ada tambahan 50 siswa lainnya yang juga harus dievakuasi ke RSUD Kota Banjar. Tidak menutup kemungkinan jumlah ini bisa bertambah karena masih ada siswa lain yang merasa kurang enak badan,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah bersama Dinas Kesehatan Kota Banjar masih menelusuri penyebab pasti kejadian tersebut. Fokus utama penyelidikan mengarah pada menu ayam suwir MBG yang disantap para siswa sebelum muncul gejala keracunan massal.
Dinas Kesehatan sudah mengambil sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium diharapkan dapat mengungkap apakah terdapat kandungan bakteri, zat berbahaya, atau kontaminasi lain yang menyebabkan keracunan.
Kejadian ini membuat orang tua siswa resah. Banyak yang bergegas datang ke rumah sakit setelah mendapat kabar anaknya dilarikan karena sakit mendadak. Mereka berharap pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG agar kasus serupa tidak terulang.
“Program makan bergizi itu niatnya bagus, tapi kalau pengawasannya lemah bisa berbahaya bagi anak-anak. Kami harap ada evaluasi ketat,” ucap salah seorang wali murid dengan nada cemas.
Sementara itu, kondisi sebagian siswa yang sudah mendapat perawatan intensif di rumah sakit dikabarkan mulai membaik. Namun pihak rumah sakit masih melakukan observasi untuk memastikan tidak ada dampak lanjutan.
Pemerintah Kota Banjar menegaskan akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan medis terbaik.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
