Solusi di Tengah Perbedaan dan Merawat Kebersamaan
One Suherman membuktikan bahwa tugas kepolisian juga tentang membangun pondasi kehidupan sosial yang damai dan saling menghargai. Ia bahkan menjadi inisiator solusi di tengah perbedaan prinsip, seperti masalah makanan halal dan non-halal saat hajatan warga non-Muslim. Dengan menginisiasi pemesanan katering, ia menciptakan ruang saling menghormati tanpa mengorbankan keyakinan masing-masing.
"Setiap orang tentunya memiliki prinsip dan keyakinan, termasuk dalam makanan, ada yang halal ada yang non halal. Ini tentu beragam dan sering menjadi kekhawatiran jika ada hajatan. Namun, disana saya sebagai polisi harus memberi jalan tengah agar warga merasa aman untuk beribadah atau menjalankan keyakinannya masing-masing. Tapi saya juga harus menjaga hati mereka," tuturnya.
Keteladanan One telah menginspirasi banyak warga Hegarsari, termasuk anak-anak muda yang kini lebih terbuka terhadap perbedaan. Kehadirannya sebagai Bhabinkamtibmas menjadi penggerak kehidupan sosial yang inklusif. Teja Nugraha, pengurus karang taruna Kelurahan Hegarsari, merasakan betul dampak positif ini.
"Pak One itu, polisi yang mau turun langsung ke warga, bukan hanya mendampingi, tapi juga ikut membangun suasana kebersamaan. Salah satu contohnya ketika ada acara Bobojong Festival yang digelar beberapa tahun lalu,” ungkap Teja.
Festival rakyat "Bobojong Festival" dengan tema “Hirup Rukun Sauyunan, Jaga Lembur Babarengan” (Hidup dengan kebersamaan, menjaga kampung halaman Bersama-sama) menjadi cerminan semangat ini. Di sana, One Suherman tak hanya mengawasi, tetapi juga membina dan mengarahkan warga dari berbagai latar belakang untuk merayakan perbedaan sebagai kekuatan. Warga dari Dusun Jadimulya, baik Muslim, Kristiani, maupun kepercayaan lain, bergotong royong menyiapkan acara tanpa sekat.
“Dibalik kebersamaan warga saat acara Bobojong Festival itu, ada sosok Pak One yang selalu mengedepankan semangat gotong royong tanpa membedakan. Semua diajak terlibat dari anak-anak hingga orang tua, dari guru, petani, hingga pelaku seni,” ujar Teja.
Berbagai kegiatan, dari ritual adat hingga pertunjukan budaya dan seni kontemporer, digelar. Bahkan, sisi kemanusiaan turut menjadi perhatian dengan pembagian sembako dan alat tulis untuk warga kurang mampu.
“Dari arahan Pak One, kami belajar bahwa keberagaman itu bukan sesuatu yang perlu ditakuti, justru harus dijadikan suatu kekayaan oleh kita untuk bersama atas nama Indonesia," pungkas Teja. Kisah Aipda One Suherman adalah bukti nyata bahwa persahabatan, dialog, dan dedikasi seorang polisi dapat merajut simpul-simpul persatuan di tengah keberagaman.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
