Sekda Andang menggarisbawahi pendekatan humanis dalam menangani keluarga yang terdampak stunting.
"Kita tidak boleh mempermalukan mereka. Fokus kita adalah memberikan dukungan dan edukasi untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan asupan gizi yang memadai," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Dian Budiyana, mengungkapkan bahwa sinkronisasi program dari tingkat kabupaten hingga desa menjadi faktor penting dalam menurunkan angka stunting.
"Kami telah menginisiasi program seperti pencegahan pernikahan dini dan penundaan kelahiran anak pertama bagi pasangan muda. Inovasi ini dilakukan melalui sinergi dengan berbagai instansi, seperti Disdukcapil, Kementerian Agama, dan DPMD," jelas Dian.
Ia menekankan pentingnya pemetaan wilayah terdampak stunting untuk mendukung kebijakan berbasis data yang lebih strategis di masa mendatang.
"Pemetaan ini menjadi dasar bagi setiap program agar tepat sasaran, sehingga dampaknya lebih terasa di masyarakat,"** imbuhnya.
Dian menambahkan bahwa pendekatan terpadu ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain yang ingin menekan angka stunting secara berkelanjutan.
"Kami optimis angka stunting di Ciamis bisa terus menurun hingga mencapai target nasional. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," pungkasnya.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa melalui kolaborasi yang solid dan edukasi yang berkesinambungan, masalah stunting dapat diatasi, menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait