Ahmad menambahkan bahwa kegiatan ini menunjukkan semangat kebersamaan yang tetap terjalin kuat meski ada perbedaan agama.
"Melalui dialog dan interaksi, generasi muda belajar untuk menghargai dan memahami satu sama lain," tambahnya.
Salah satu peserta, Leyla Zahra, yang merupakan siswa beragama Islam di SMA Katolik Santo Yakobus, menyampaikan bahwa di sekolah mereka telah terbiasa dengan nilai-nilai toleransi.
"Kami diajarkan untuk selalu menghormati satu sama lain, tanpa memandang perbedaan agama," ungkapnya.
Usai kuliah subuh, para siswa SMA Katolik Santo Yakobus mengikuti berbagai kegiatan bersama para santri Pesantren Darussalam.
Mereka memulai dengan upacara bendera untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, diikuti dengan pengenalan pembelajaran pesantren, dan dinamika kelas bersama santri untuk lebih mendalami kehidupan di pesantren.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait