Budy menjelaskan, bahwa data dari Sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) menunjukkan prevalensi stunting di Kawalu masih tinggi. Dari sekitar 2.300 sasaran, 500 di antaranya berisiko stunting, yang memerlukan validasi lebih lanjut.
Dengan adanya alat antropometri baru, Budy berharap para kader dapat lebih efektif dalam mendeteksi stunting pada bayi dan balita. "Alat ini akan kami alokasikan khususnya untuk posyandu yang membutuhkan, sehingga bisa membantu dalam pemantauan pertumbuhan anak," tutupnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait