Menurut Aif, tradisi membuat awug merah putih menjelang Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha masih bertahan di beberapa pelosok kampung, terutama di Kampung Adat Kuta Tambaksari dan lingkungan Museum Ki Sunda Cisaga.
"Awug merah putih tidak hanya sekadar makanan tradisional warisan nenek moyang, tetapi juga memiliki makna filosofis. Awug merah putih melambangkan semangat cinta tanah air. Pada zaman penjajah, nenek moyang kita takut untuk mengibarkan bendera merah putih, sehingga kecintaan pada tanah air disalurkan melalui tradisi membuat awug merah putih," jelas Aif.
Kini, tradisi ini semakin langka, tetapi di lingkungan museum, mereka masih mempertahankannya untuk menyambut Hari Raya Kurban, Idul Adha.
"Kami di lingkungan museum sudah membuat awug merah putih, siap menyambut Hari Raya Kurban, Idul Adha," katanya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait