Misalnya, bulan Januari 2023 hanya terdapat 20 kasus, Februari 21 kasus, dan Maret 2023 hanya 21 kasus.
Dengan jumlah total 330 kasus DBD selama tiga bulan terakhir, menempatkan Kabupaten Ciamis di peringkat kedelapan dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan kasus DBD terbanyak.
Peningkatan kasus DBD tidak hanya terjadi di Ciamis, tetapi juga merata di Jawa Barat dan bahkan nasional. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang ekstrem, dengan seringnya hujan yang diikuti oleh cuaca panas. Kondisi ini sangat mendukung berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebar DBD.
Dari total 330 kasus DBD hingga 18 Maret, sebagian besar terjadi di wilayah kerja Puskesmas Handapherang (68 kasus), Ciamis (40 kasus, dengan satu kematian), Baregbeg (25 kasus, dengan satu kematian), Cijeungjing (24 kasus), Imbanagara (18 kasus, dengan satu kematian), Cikoneng (17 kasus), Rancah (16 kasus), Cipaku (14 kasus), dan Puskesmas Rajadesa (11 kasus).
Untuk menanggulangi penyebaran kasus DBD, upaya pengasapan (fogging) telah dilakukan di tujuh lokasi selama bulan Maret ini. Salah satu contohnya adalah di Perum Surung Dayung Handapherang, di mana telah terjadi 16 kasus dalam dua minggu terakhir.
Langkah-langkah penanggulangan penyebaran kasus DBD telah dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Bupati Ciamis. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan gerakan 3M plus telah dilakukan di seluruh wilayah kerja 37 puskesmas di Ciamis, melibatkan berbagai pihak, termasuk tingkat RT.
Setiap rumah diimbau untuk memiliki orang yang ditugaskan untuk memeriksa jentik secara berkala. Selain itu, kelambu dan lotion anti nyamuk disarankan digunakan saat tidur, dan obat serta raket pembasmi nyamuk juga dapat digunakan sebagai upaya pencegahan penularan DBD.
Upaya lainnya termasuk menaburkan bubuk abate ke dalam sumur atau wadah penyimpan air seperti bak, turen, ember, dan lainnya.
Apabila mengalami gejala demam yang menunjukkan DBD, seperti demam lebih dari tiga hari, disertai mual, muntah, nyeri otot, nyeri di belakang telinga, dan sakit kepala, segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat, baik itu rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun dokter praktek.
“Jangan tunda bila mengalami gejala demam seperti di atas. DBD dapat disembuhkan jika segera ditangani dengan cepat dan tepat,” ungkap Edis.
Keterlambatan dalam penanganan kasus DBD dapat mengakibatkan kematian, akibat dari komplikasi syok (Dengue Shock Syndrome/DSS).
Oleh karena itu, waspadailah dan kenali tanda-tanda DSS, seperti muntah terus menerus, nyeri perut hebat, kaki dan tangan pucat, dingin serta lembab, nadi melemah, lesu, gelisah, jumlah urin menurun, dan terjadinya pendarahan.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait