Kasus DBD di Ciamis Meroket, 330 Warga Dirawat dan Tiga Orang Meninggal Dunia

Andri M Dani
Kasus DBD di Ciamis Meroket, 330 Warga Dirawat dan Tiga Orang Meninggal Dunia. Foto: Ilustrasi/Istimewa

CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id - Selama tiga bulan terakhir, sejak Januari hingga 18 Maret 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Ciamis terus mengalami peningkatan yang signifikan. Sudah ada 330 warga Ciamis yang dirawat di rumah sakit, puskesmas, dan klinik karena terjangkit DBD.

Dari total 330 kasus selama tiga bulan terakhir, tiga orang telah meninggal dunia akibat DBD. Ketiganya berasal dari Baregbeg, Imbanagara, dan Ciamis.

Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, H Edis Herdis SSOS MM, kasus DBD di Ciamis mengalami peningkatan yang signifikan selama tiga bulan terakhir tahun 2024.

“Angka kasus DBD di Ciamis dalam tiga bulan terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Kami mengimbau kepada warga untuk waspada dan terus melakukan upaya pencegahan penularan DBD,” ungkap H Edis Herdis S.Sos MM seperti dikutip iNewsCiamisRaya.id pada Jumat (22/3/2024).

Pada Januari 2024, terdapat 58 kasus DBD, pada Februari tercatat 151 kasus (dengan 2 kematian), dan hingga 18 Maret 2024, sudah ada 121 kasus DBD.

Tren peningkatan kasus DBD dari bulan ke bulan selama tiga bulan terakhir sangat mencolok. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, kasus DBD selama tiga bulan ini meningkat secara signifikan. 

Misalnya, bulan Januari 2023 hanya terdapat 20 kasus, Februari 21 kasus, dan Maret 2023 hanya 21 kasus.

Dengan jumlah total 330 kasus DBD selama tiga bulan terakhir, menempatkan Kabupaten Ciamis di peringkat kedelapan dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan kasus DBD terbanyak.

Peningkatan kasus DBD tidak hanya terjadi di Ciamis, tetapi juga merata di Jawa Barat dan bahkan nasional. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang ekstrem, dengan seringnya hujan yang diikuti oleh cuaca panas. Kondisi ini sangat mendukung berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebar DBD.

Dari total 330 kasus DBD hingga 18 Maret, sebagian besar terjadi di wilayah kerja Puskesmas Handapherang (68 kasus), Ciamis (40 kasus, dengan satu kematian), Baregbeg (25 kasus, dengan satu kematian), Cijeungjing (24 kasus), Imbanagara (18 kasus, dengan satu kematian), Cikoneng (17 kasus), Rancah (16 kasus), Cipaku (14 kasus), dan Puskesmas Rajadesa (11 kasus).

Untuk menanggulangi penyebaran kasus DBD, upaya pengasapan (fogging) telah dilakukan di tujuh lokasi selama bulan Maret ini. Salah satu contohnya adalah di Perum Surung Dayung Handapherang, di mana telah terjadi 16 kasus dalam dua minggu terakhir.

Langkah-langkah penanggulangan penyebaran kasus DBD telah dilakukan sesuai dengan Surat Edaran Bupati Ciamis. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan gerakan 3M plus telah dilakukan di seluruh wilayah kerja 37 puskesmas di Ciamis, melibatkan berbagai pihak, termasuk tingkat RT.

Setiap rumah diimbau untuk memiliki orang yang ditugaskan untuk memeriksa jentik secara berkala. Selain itu, kelambu dan lotion anti nyamuk disarankan digunakan saat tidur, dan obat serta raket pembasmi nyamuk juga dapat digunakan sebagai upaya pencegahan penularan DBD. 

Upaya lainnya termasuk menaburkan bubuk abate ke dalam sumur atau wadah penyimpan air seperti bak, turen, ember, dan lainnya.

Apabila mengalami gejala demam yang menunjukkan DBD, seperti demam lebih dari tiga hari, disertai mual, muntah, nyeri otot, nyeri di belakang telinga, dan sakit kepala, segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat, baik itu rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun dokter praktek.

“Jangan tunda bila mengalami gejala demam seperti di atas. DBD dapat disembuhkan jika segera ditangani dengan cepat dan tepat,” ungkap Edis.

Keterlambatan dalam penanganan kasus DBD dapat mengakibatkan kematian, akibat dari komplikasi syok (Dengue Shock Syndrome/DSS). 

Oleh karena itu, waspadailah dan kenali tanda-tanda DSS, seperti muntah terus menerus, nyeri perut hebat, kaki dan tangan pucat, dingin serta lembab, nadi melemah, lesu, gelisah, jumlah urin menurun, dan terjadinya pendarahan.

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network