Kisah Inspiratif Mukhlasin, Sukses Kuliahkan Anak ke Jepang dari Berdagang Tempe Keliling 

Ihya Ulumuddin
Mukhlasin, pedagang tempe keliling sukses kuliahkan anak ke Jepang. Foto: Istimewa

Pada saat itu, sekolah memberikan surat bahwa ada tawaran magang kerja dari perusahaan pembuatan kapal di Jepang. Tawaran itu diberikan karena Aldi merupakan salah satu lulusan terbaik di sekolahnya.

Selain itu, Aldi juga memiliki keahlian dalam pengelasan yang dipelajarinya selama di sekolah. Tawaran tersebut membuat Mukhlasin sangat bahagia, karena perusahaan di Jepang tersebut akan mengontrak putranya selama tiga tahun dan juga menyertakan program pendidikan strata satu (sarjana).

Aldi juga akan mendapatkan gaji sebesar Rp20 juta per bulan selama bekerja. Namun, biaya akomodasi dan tiket pesawat harus dibayar sendiri sebesar Rp10 juta, yang membuat Mukhlasin harus berpikir keras karena saat itu ia tidak memiliki tabungan.

Pada saat yang sama, usaha tempe Mukhlasin sedang mengalami kesulitan karena pandemi Covid-19. Akibatnya, Mukhlasin tidak bisa bepergian ke Surabaya karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Mukhlasin sangat bingung pada saat itu. Namun, seorang teman memberinya saran untuk menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI.

Dengan harapan memiliki modal untuk membuka usaha baru di rumah selama masa pandemi, sisa tabungan dapat digunakan untuk biaya akomodasi putra sulungnya ke Jepang.

Dengan menggunakan KTP, Mukhlasin mengunjungi kantor BRI unit Wonosari-Ngajum dan mengajukan pinjaman sebesar Rp15 juta dengan tenor tiga tahun.

Setelah dilakukan survei oleh petugas, dalam waktu seminggu uang pinjaman tersebut cair.

Uang sebesar Rp15 juta tersebut digunakan oleh Mukhlasin untuk membuka usaha aneka olahan tempe di rumah. Dengan bantuan istri, Mukhlasin membuat berbagai olahan tempe kering, mendol, hingga keripik tempe yang dijual secara online dan kepada tetangga.

Ternyata, usaha baru yang dimulai bersama keluarga mendapat respon yang baik dari pasar. Bahkan, ia mendapatkan banyak pesanan dalam jumlah besar. Keuntungan dari hasil usaha tempe inilah yang akhirnya digunakan untuk membiayai keberangkatan putranya ke Jepang.

"Saya tidak berani meminjam dari pinjaman online atau rentenir. Sudah banyak kasusnya. Ada yang stres sampai bunuh diri karena tidak bisa membayar," katanya.

KUR BRI tetap menjadi andalan para pelaku usaha, terutama UMKM, untuk terus berkembang. Dengan bunga yang hanya 0,5 persen per bulan, ini menjadi solusi yang tepat bagi para pelaku UMKM saat mengalami kesulitan modal.

Pada akhirnya, usaha mereka dapat bertahan dan berkembang. Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, dalam keterangan resminya, mengatakan bahwa BRI menjadi bank dengan penyaluran KUR UMKM terbesar di Indonesia.

Hingga triwulan ketiga tahun 2023, jumlah debitur KUR baru mencapai 1,44 juta, melebihi target pemerintah yang hanya sebanyak 1,36 juta debitur baru pada tahun 2023.

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network