Kisah M Lutpi Alamin, Pemuda Tunanetra asal Tasikmalaya Lolos UNESA Lewat Jalur SNBT

Kristian
Kisah M Lutpi Alamin, Pemuda Tunanetra asal Tasikmalaya Lolos UNESA Lewat Jalur SNBT Kisah M Lutpi Alamin (Kanan), Pemuda Tunanetra asal Tasikmalaya Lolos UNESA Lewat Jalur SNBT. Foto: Istimewa

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Tekad kuat dan semangat pantang menyerah mengantarkan Muhamad Lutpi Alamin, pemuda asal Kampung Situgede, Desa Cibatuireng, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, meraih mimpi besarnya. 

Meski lahir dengan keterbatasan penglihatan, Lutpi berhasil diterima di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025.

Lutpi, yang kini berusia 23 tahun, menjadi satu-satunya siswa dari 31 SLB (Sekolah Luar Biasa) di wilayah Tasikmalaya yang lolos seleksi nasional ini. Capaian tersebut diraihnya dengan perjuangan mandiri dan penuh tantangan.

“Saya tahu hasilnya saat masih di pesantren, hari Sabtu tanggal 28 Juni sekitar pukul 15.15 WIB. Begitu tahu hasil pengumuman, saya langsung menangis. Rasanya seperti mimpi,” ungkap Lutpi, Minggu (15/6/2025).

Sebagai santri yang juga hafal Juz 30 Al-Quran, Lutpi memiliki semangat belajar yang luar biasa. Ia mengaku proses belajar menghadapi ujian SNBT tidaklah mudah, apalagi fasilitas di SLB belum sepenuhnya menyajikan materi setara SMA yang menjadi dasar ujian nasional.

“Banyak belajar dari internet, pakai YouTube dan aplikasi-aplikasi pembelajaran. Semua dilakukan sendiri karena saya ingin lulus, saya ingin kuliah,” ujar Lutpi.

Meski diterima di UNESA, perjuangan Lutpi belum selesai. Tantangan finansial kini menjadi hambatan terbesar. Ibu Lutpi menyatakan siap menyokong pendidikan anaknya sebisa mungkin, namun untuk kebutuhan sehari-hari di Surabaya masih menjadi tanda tanya besar.

“Saya hanya bisa berharap ada jalan. InsyaAllah kami ikhtiar terus. Yang penting Lutpi bisa kuliah dulu,” ujarnya.

Kondisi ekonomi keluarga Lutpi memang sedang sulit. Ayahnya, Abdul Kodir Alamin, telah lima tahun terakhir menderita sakit lambung dan reumatik kronis, sehingga tak lagi bisa bekerja.

“Saya hanya bisa berbaring di rumah, ingin sekali bantu Lutpi tapi kondisi tidak memungkinkan. Sekarang kami coba jual sawah dan kebun, itu saja yang kami punya,” tutur sang ayah penuh haru.

Kisah inspiratif ini juga mendapat respons dari Muhamad Aqsal Setyawan, penyandang disabilitas Cerebral Palsy dan alumni Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya. Aqsal menyampaikan ucapan selamat kepada Lutpi dan berharap ada banyak pihak yang peduli membantu keberlanjutan pendidikannya.

“Lutpi sudah membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk meraih mimpi. Belajar itu wajib, pintar adalah bonus. Terus jaga adab dan semangat,” ucap Aqsal.

Lutpi kini tengah bersiap menyongsong kehidupan baru sebagai mahasiswa, dengan tekad untuk membuktikan bahwa keterbatasan fisik tak akan membatasi pencapaian ilmu.

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update