"Pengalaman yang mengesankan ternyataa banyak seni kalau di sana, terutama pada saat kita di Muzdalifah, kita akan ke Jamarot itu, kita orang baru di Arab Saudi dan jalannya juga banyak lalu luas-luas, jadi banyak yang nyasar," kata Dadang.
"Tapi menurut pengalaman, kalau tidak nyasar di Arab Saudi itu bukan jemaah haji karena kan kita baru di sana, tapi semuanya dinikmati dan diakhirnya happy ending," lanjutnya.
Dadang menyebut, pelayanan para petugas kepada para jemaah haji dari mulai pemberangkatan sampai kembali ke tanah air menunjukan pelayanan yang sangat baik.
“Alhamdulilh, khususnya bagi kloter 23 JKS, kita dan petugas semuanya bersinergi. Akhirnya semuanya berjalan lancar, baik, komunikasinya bagus, semua terjalin dengan bagus," jelas dia.
Ia mengatakan, dengan cuaca yang berbeda dengan di Indonesia, yang mana di Arab Saudi cuaca panas bisa menyampai 45 derajat. Meski cuaca panas, lanjut Dadang, tidak sampai menghalangi semangatnya dan jemaah lainnya dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah di tanah suci.
“Kalau cuaca panas itu betul, kalau biasanya di Tasikmalaya di 30 derajat, kalau di sana (Arab Saudi) bisa sampai 45 derajat. Meski panas, di sana itu tidak sampai mengeluarkan keringat, jadi tidak banyak yang terbakar," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait