"Permintaan untuk pelatihan dan edukasi terkait kebencanaan khususnya gempa bumi ini dari sekolah. Sudah ada belasan sekolah yang kita berikan edukasi kebencanaan," ujarnya.
"Sebenarnya tanpa diminta pun kami akan lakukan karena setiap sekolah itu harus jadi satuan pendidikan aman bencana," sambung Ucu.
Ia menuturkan, dari sekian banyak sekolah dan hasil evaluasi kegiatan mitigasi bencana memang masih banyak yang belum memiliki SOP mitigasi bencana gempa maupun bencana non alam seperti tersedianya alat pemadam api berat (APAB) dan alat pemadam api ringan (APAR).
"Kami sudah usulkan ke pihak sekolah agar memiliki jalur evakuasi dan ketersediaan apar atau apab jika terjadi kebakaran. Karena kan bencana itu tidak hanya bencana alam tapi ada bencana non alam seperti kebakaran," imbuhnya.
Ucu menambahkan, hal pertama yang harus dilakukan saat terjadi bencana adalah jangan panik. Kemudian lindungi kepala dan menuju tempat evakuasi atau titik kumpul evakuasi.
"Panik itu bisa menimbulkan korban. Sehingga harus tetap tenang ketika terjadi bencana. Yang penting juga itu ada rambu jalur evakuasi. Sehingga pada saat terjadi gempa siswa maupun masyarakat tahu jalur untuk menyelematkan diri," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait