Ia menjelaskan, para lulusan yang akan berangkat ke Jepang akan diberikan pelatihan bahasa Jepang selama 3 bulan dan akan diujikan kompetensikan layanan kesehatannya. Ia menyebut, kenapa Jepang yang menjadi negara tujuan pekerja migran? Karena Jepang sangat memerlukan pekerja migran care given (layanan kesehatan) dan paling baik dalam melakukan tenaga kerjanya serta perlindungan hukumnya.
“Selama 3 bulan lulusan yang siap berangkat dilatih bahasa Jepang dan diujikan kompetensinya. Kalau memang layak ya akan diberangkatkan. Kenapa Jepang? Berdasarkan masukan-masukan, Jepang sangat memerlukan care given, paling baik melakukan tenaga kerjanya dan hukumnya dilindungi, sehingga salah satu tujuannya Jepang sebelum merambah ke negara lainnya,” jelasnya.
Sri Pujiani menyampaikan, sejauh ini kendala yang hadapi adalah restu atau izin dari orang tua atau motivasi dari lulusan untuk pergi jauh. “Tahun depan kita akan mengadakan kegiatan memberikan penjelasan kepada orang tua bahwa menjadi pekerja migran itu seperti apa, itu akan dijelaskan oleh pelaku dunia industri dari Jepang. Sehingga orang tua bisa paham dan memahaminya dan program SMK BPN sebagai SMK Pusat Keunggulan bisa sukses,” ungkapnya.
Ia menuturkan, pada kegiatan sharing praktik baik yang diselenggarakan di SMK BPN Kota Tasikmalaya, pihaknya menjelaskan tentang apa saja kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu Juli hingga Desember 2022 sebagai SMK Pusat Keunggulan.
“Sharing praktik baik ini merupakan merupakan program SMK BPN sebagai SMK Pusat Keunggulan. Di mana mereview kegaitan-kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan dari Juli hingga Desember sebagai smk pusat keunggulan. Ini momen untuk membagikan praktik baik kepada smk aliansi yakni smk yang sama memiliki satu jurusan dengan BPN khususnya di bidang layanan kesehatan,” ungkap Sri.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
