Hari Kedua Pencarian Longsor Salawu Tasikmalaya, Tim SAR Kerahkan Anjing Pelacak dan Drone Termal

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Harapan untuk menemukan dua warga yang tertimbun longsor di Kampung Ciomas, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, masih terus diupayakan. Memasuki hari kedua pascabencana yang terjadi Minggu (29/6/2025), Tim SAR gabungan kembali menyisir area longsoran dengan peralatan terbatas namun strategi yang lebih terarah.
Dua korban, Acu dan Amin, hingga Senin (30/6/2025) pagi belum ditemukan. Cuaca yang tak menentu, medan yang curam, serta luasnya area longsoran menjadi tantangan utama dalam proses evakuasi.
Untuk mengoptimalkan pencarian, Kantor SAR Bandung mengerahkan dua ekor anjing pelacak (K-9) dari Dit Samapta Polda Jawa Barat serta drone termal guna membantu memetakan area longsoran secara visual dan termografis dari udara.
“Kami memulai pencarian sejak pagi hari dengan pemetaan udara menggunakan drone termal, untuk mengetahui sejauh mana sebaran material longsor,” ujar Mamang Fatmono, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung.
Setelah hasil pemetaan diperoleh, tim melakukan assesmen awal untuk menentukan titik-titik potensial lokasi korban dan membuat rencana jalur evakuasi darurat bila terjadi longsor susulan. Aspek keselamatan tim menjadi prioritas utama.
Salah satu prosedur tambahan yang diterapkan hari ini adalah menempatkan seorang safety officer di area atas longsoran untuk memantau pergerakan tanah dan mendeteksi retakan baru yang bisa membahayakan tim pencari di bawah.
Namun, keterbatasan alat berat menjadi hambatan besar. Jalan sempit dan medan berbatu membuat alat berat tidak bisa menjangkau lokasi. Sebagai gantinya, para personel hanya menggunakan peralatan manual seperti cangkul, linggis, dan sekop untuk menggali timbunan material longsor yang memiliki kedalaman hingga beberapa meter.
“Kondisinya sangat berat. Kalau hujan turun dengan deras, pencarian harus dihentikan demi keselamatan. Jadi kita menyesuaikan dengan cuaca,” lanjut Mamang.
Sementara itu, proses pengukuran ketinggian tumpukan tanah masih dilakukan. Data dari drone akan membantu memperkirakan seberapa dalam korban terkubur dan bagaimana strategi pencarian selanjutnya.
Operasi pencarian ini melibatkan berbagai pihak mulai dari SAR, BPBD, TNI-Polri, relawan lokal, hingga warga setempat. Mereka semua bekerja bergantian tanpa mengenal lelah demi satu tujuan: menemukan korban dan membawa mereka kembali ke keluarga masing-masing.
Editor : Asep Juhariyono