get app
inews
Aa Text
Read Next : Jelang HUT ke-80 RI, Pedagang Bendera Merah Putih Musiman Mulai Ramai di Ciamis

Pasca Idul Adha, Harga Cabai di Sukamantri Ciamis Meroket

Senin, 23 Juni 2025 | 18:04 WIB
header img
Pasca Idul Adha, Harga Cabai di Sukamantri Ciamis Meroket. Foto: Istimewa

CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id - Setelah perayaan Idul Adha 1446 H, harga berbagai jenis cabai di wilayah sentra hortikultura Sukamantri, Kabupaten Ciamis, menunjukkan tren kenaikan signifikan di tingkat petani.

Menurut laporan dari lapangan, dalam satu pekan terakhir harga cabai merah keriting melonjak dari Rp20.000 menjadi Rp27.000 per kilogram. Kenaikan ini tidak terjadi pada satu jenis saja, tetapi hampir menyeluruh pada semua jenis cabai.

“Sejak selesai Idul Adha, harga cabai terus merangkak naik. Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan permintaan, terutama dari konsumen rumah tangga yang membutuhkan lebih banyak bumbu untuk mengolah daging kurban,” ungkap petani sekaligus Ketua Gapoktan Karangsari, Desa Cibeureum, Sukamantri, Pipin, saat ditemui pada Senin (23/6/2025).

Tak hanya cabai merah keriting, jenis cabai lainnya juga mengalami kenaikan harga di antaranya cabai besar TW, naik dari Rp25.000 menjadi Rp30.000/kg, cabai lokal Tanjung, naik dari Rp30.000 menjadi Rp35.000/kg, dan cabai rawit merah (cengek domba) sempat anjlok ke Rp15.000 sebelum Idul Adha, kini kembali naik ke Rp30.000/kg.

Namun, tidak semua komoditas ikut naik. Harga cabai hijau dan tomat tercatat masih stabil. Cabai hijau tetap berada di kisaran Rp13.000/kg, sedangkan tomat baik tomat sayur maupun tomat besar TW berkisar antara Rp8.000 hingga Rp9.000/kg.

Kenaikan harga yang terjadi ini juga didorong oleh penurunan hasil panen akibat serangan penyakit tanaman. Pipin menyebut, sebagian besar petani di Sukamantri tengah menghadapi serangan penyakit layu fusarium, yakni infeksi jamur yang menyebabkan tanaman cabai tiba-tiba layu dan mati.

“Produksi cabai kami turun lebih dari 10%. Serangan fusarium sangat merusak, batang tanaman membusuk, dan cabai tidak bisa dipanen. Tanaman yang terinfeksi harus segera dicabut dan dimusnahkan agar tidak menular,” tutur Pipin.

Saat ini, kawasan agropolitan Sukamantri tengah memasuki musim panen. Tercatat sekitar 20 hektare lahan cabai yang mulai dipanen, termasuk milik Pipin yang mengelola lahan seluas 1 hektare. Namun, karena baru memasuki panen kedua dan disertai gangguan penyakit, hasil belum maksimal.

“Kami baru dua kali panen, dan hasilnya belum sesuai harapan. Tapi mudah-mudahan dengan harga yang naik, bisa menutup kerugian karena menurunnya produksi,” harap Pipin.

Kondisi pasca Idul Adha ini menjadi peluang ekonomi bagi petani cabai untuk memperoleh harga jual yang lebih baik, meski di sisi lain mereka harus menghadapi tantangan serius dari gangguan hama dan penyakit tanaman.

Kepala Dinas Pertanian Ciamis diharapkan turun tangan memberikan pendampingan teknis dan solusi pengendalian penyakit agar keberlanjutan produksi cabai tetap terjaga.

Naiknya harga cabai di tingkat petani pasca Idul Adha mencerminkan dinamika pasar hortikultura yang sangat sensitif terhadap permintaan dan kondisi produksi. Petani di Sukamantri kini dihadapkan pada situasi kontradiktif, harga tinggi tetapi produksi melemah akibat penyakit tanaman.

Diperlukan langkah cepat dan sinergis dari pemerintah daerah dan penyuluh pertanian agar siklus panen tetap produktif dan stabilitas harga di tingkat konsumen juga bisa terjaga.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut