Kopri PMII Kota Banjar Serukan Aksi Nyata Hadapi Kasus Kekerasan Seksual terhadap Perempuan dan Anak

BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Lonjakan kasus kekerasan seksual yang menimpa perempuan dan anak di Kota Banjar, Jawa Barat, memunculkan keprihatinan mendalam.
Dalam tiga tahun terakhir, angka kejadian terus menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, terutama dengan korban yang sebagian besar masih berusia sekolah, yakni antara 7 hingga 17 tahun.
Merespons situasi tersebut, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) PC PMII Kota Banjar menyuarakan perlunya langkah konkret dari seluruh elemen masyarakat.
Ketua Kopri PMII Kota Banjar, Nesa Nurwahidayah, menegaskan bahwa tren ini merupakan sinyal bahaya serius dalam perlindungan anak dan perempuan.
“Sebagian besar kasus justru terjadi di lingkungan rumah, ruang yang seharusnya menjadi tempat paling aman. Ini menunjukkan bahwa kita berada dalam situasi darurat yang tak bisa dianggap remeh,” ujar Nesa dalam forum diskusi lintas sektor yang digelar di Kantor PCNU Kota Banjar, Kamis (15/5/2025).
Jenis kekerasan yang dialami korban sangat beragam, mulai dari pelecehan seksual oleh anggota keluarga atau orang dekat, hingga kekerasan verbal dan fisik yang menyisakan trauma mendalam.
Berdasarkan data hingga pertengahan Mei 2025, telah tercatat tujuh kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan lima di antaranya merupakan kasus pelecehan seksual.
Melihat kompleksitas persoalan ini, Kopri PMII Kota Banjar bertekad memperkuat gerakan edukasi di tengah masyarakat.
Selain itu, mereka juga mengajak seluruh elemen, pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh agama, serta komunitas sipil untuk bahu membahu menciptakan ruang aman bagi anak-anak dan perempuan.
“Gerakan ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Kita harus bersinergi untuk membangun sistem perlindungan yang lebih kokoh dan menyentuh lapisan paling bawah masyarakat,” lanjut Nesa.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Sosial P3A Kota Banjar, Elin Afriani, menyatakan pihaknya siap memperkuat koordinasi dengan berbagai organisasi kemasyarakatan dan lembaga pendidikan dalam mencegah kekerasan seksual.
“Semakin erat kerja sama yang terjalin, semakin besar harapan kita untuk menjadikan Banjar sebagai kota yang ramah anak dan bebas dari tindak kekerasan,” kata Elin.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan kepedulian publik, berbagai pihak berharap upaya kolektif ini mampu menghentikan laju kekerasan dan mengembalikan rasa aman bagi generasi muda di Kota Banjar.
Editor : Asep Juhariyono