get app
inews
Aa Text
Read Next : 105 Pelajar SMP di Banjar Akan Jalani Pelatihan Disiplin di Kodim 0613 Ciamis

Program MBG di Sekolah, Pedagang Kantin di Banjar Terpuruk: Hanya Es yang Masih Dicari Siswa

Jum'at, 02 Mei 2025 | 17:17 WIB
header img
Program MBG di Sekolah, Pedagang Kantin di Banjar Terpuruk: Hanya Es yang Masih Dicari Siswa. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Budiana Martin

BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Program makan bergizi gratis yang diluncurkan di sejumlah sekolah dasar di Kota Banjar disambut baik sebagai langkah peningkatan gizi anak-anak. Namun di balik manfaat kesehatan yang ditawarkan, para pedagang kantin sekolah justru menghadapi kenyataan pahit.

Di SDN 3 Balokang, Kecamatan Banjar, kantin sekolah yang dulu ramai kini berubah sepi. Erni, pedagang kantin yang sudah bertahun-tahun berjualan di sekolah tersebut, mengaku pendapatannya anjlok sejak program ini dijalankan.

“Biasanya pagi-pagi anak-anak sudah antre beli jajanan. Sekarang, mereka langsung makan di kelas karena sudah dapat nasi kotak gratis dari sekolah. Saya bingung mau jualan apa lagi,” keluh Erni, Kamis (2/5/2025).

Erni mengatakan bahwa sebelum program berjalan, ia bisa meraup hingga Rp150.000 per hari. Namun kini, ia hanya membawa pulang sekitar Rp40.000 sampai Rp50.000. 

Produk seperti mi goreng, gorengan, dan kue basah yang dulunya laris manis, kini kerap tidak tersentuh. Satu-satunya yang masih terjual adalah es – minuman dingin yang tetap dicari siswa saat jam istirahat.

“Saya cuma bisa andalkan jualan es sekarang. Itu pun gak bisa nutup semua kebutuhan sehari-hari. Buat beli beras aja kadang masih kurang,” tuturnya lirih.

Meskipun Erni mengaku tidak menentang tujuan program yang ingin meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak, ia merasa pelaku usaha kecil seperti dirinya perlu dilibatkan dalam skema kebijakan. Ia pun berharap ada bentuk kompensasi atau alternatif solusi dari pemerintah daerah.

“Jangan sampai niat baik untuk anak-anak justru mengorbankan rezeki pedagang kecil seperti saya. Tolong pikirkan juga nasib kami yang cari makan di sekolah,” tambahnya.

Kondisi ini mencerminkan bahwa setiap kebijakan publik, sebaik apa pun tujuannya, tetap memerlukan pendekatan yang menyeluruh, termasuk memperhitungkan dampaknya terhadap ekonomi warga kecil.

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut