Ketua pelaksana Festival Budaya Kampung Lebak, Bily Sutanto, mengungkapkan bahwa festival ini sangat dinantikan oleh warga.
"Terakhir kali festival ini digelar di Kampung Kerukunan pada 2023. Pada 2024, kami mengadakannya di tempat lain, dan kini kembali digelar di sini," jelas Bily.
Ia juga menyoroti keunikan acara tahun ini, seperti kolaborasi kelompok Sakola Motekar dengan angklung dari Gereja Santo Paulus.
"Untuk barongsai, kami masih mendatangkan dari luar kota karena saat ini belum ada kelompok lokal di Ciamis yang menampilkan barongsai," ujarnya.
Selain sebagai ajang budaya, festival ini juga menjadi kesempatan ekonomi bagi masyarakat. Panitia menghadirkan bazar murah dan memberikan ruang bagi pedagang kecil untuk berjualan di sepanjang area acara.
"Kami mengundang pedagang kecil untuk ikut serta, terutama mereka yang sehari-hari berjualan makanan ringan. Sementara itu, panitia menyediakan sembako murah yang bisa dibeli dengan harga lebih terjangkau," pungkas Bily.
Pemerintah Kabupaten Ciamis berharap festival ini terus berlanjut sebagai simbol persatuan dan promosi budaya ke tingkat nasional maupun internasional.
Editor : Asep Juhariyono