get app
inews
Aa Text
Read Next : Hasil Musda ke-VII, Dhani Tardiwan Noor Pimpin DPD KNPI Kota Tasikmalaya Periode 2025-2028

Puluhan Warga Kota Tasikmalaya Jadi Korban Penipuan Progam MBG, Pj Bilang Begini

Jum'at, 31 Januari 2025 | 18:26 WIB
header img
Puluhan Warga Kota Tasikmalaya Jadi Korban Penipuan Progam MBG, Pj Bilang Begini. Foto: dok. iNewsTasikmalaya.id/Kristian

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Puluhan warga Kota Tasikmalaya menjadi korban dugaan penipuan yang mengatasnamakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden RI Prabowo Subianto. 

Modus yang digunakan oleh para pelaku adalah menawarkan kesempatan menjadi supplier program tersebut dengan syarat membayar sejumlah uang untuk sertifikasi halal.

Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya, Asep Sukmana, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus ini dan mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran yang tidak jelas.

"Penipuan semacam ini harus diwaspadai. Jangan mudah percaya jika ada pihak yang menawarkan sesuatu tanpa kejelasan dari instansi resmi," ujar Asep saat ditemui wartawan, Jumat (31/1/2025) pagi.

Ia menegaskan bahwa di Kota Tasikmalaya, Program MBG dikoordinasikan langsung oleh Kodim 0612 Tasikmalaya. Oleh karena itu, ia menyarankan warga untuk melakukan konfirmasi ke pihak berwenang sebelum mengambil keputusan terkait program tersebut.

Salah seorang korban, Moena Rosliana (35) asal Kecamatan Bungursari, mengaku tertarik mengikuti program ini setelah menerima tautan dari teman-temannya. Ia bersama beberapa warga lain kemudian menghadiri sosialisasi di wilayah Cilembang. 

Namun, mereka mulai curiga ketika oknum yang mengaku berasal dari paguyuban tertentu langsung meminta pembayaran sebesar Rp8,5 juta untuk sertifikasi halal.

"Dari awal memang sudah terasa janggal karena mereka tidak menunjukkan kartu keanggotaan resmi. Saat kami bertanya soal biaya, mereka langsung meminta pembayaran di tempat," kata Moena pada Kamis (30/1/2025) sore.

Tidak hanya itu, di pertengahan Desember, Moena dan peserta lainnya kembali dimintai uang sebesar Rp2,2 juta untuk mengikuti bimbingan teknis (bimtek). Namun hingga kini, kegiatan tersebut tidak pernah terlaksana.

"Kami sudah membayar, tapi bimtek tidak pernah ada. Setiap ditanya, mereka selalu punya alasan dan terus menagih uang lebih banyak," ungkapnya.

Moena dan beberapa korban lain akhirnya mencoba mencari informasi lebih lanjut dan berkoordinasi dengan Kodim serta SPPG. Dari hasil penelusuran, mereka menemukan bahwa paguyuban tersebut hanyalah kedok penipuan.

Lebih tragis lagi, Moena telah menginvestasikan sekitar Rp800 juta untuk membangun dua dapur lengkap dengan fasilitas yang sesuai dengan persyaratan menjadi supplier MBG.

"Saya membangun dua dapur dari nol, bahkan modal yang tidak ada pun saya usahakan. Semua demi harapan bisa ikut serta dalam program ini, tapi ternyata hanya tipu muslihat," ujarnya dengan nada kecewa.

Kecurigaan semakin kuat setelah para korban tidak bisa lagi menghubungi pihak paguyuban. Grup komunikasi mereka pun mulai dikontrol ketat dengan larangan untuk berkomentar.

Kini, para korban berharap agar pihak berwenang segera menindaklanjuti kasus ini dan menangkap para pelaku agar tidak ada lagi korban lain yang tertipu dengan modus serupa.

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut