Dalam ritual ini, lilin-lilin besar dan lampion merah turut menerangi kelenteng, melambangkan harapan dan cahaya dalam kehidupan.
"Meski di tengah kegelapan, cahaya tetap bersinar. Ini menjadi simbol bahwa harapan dan kebaikan selalu ada," tambah Hidayat.
"Semoga daerah ini semakin berkembang, masyarakatnya sejahtera, dan hidup dalam harmoni," ucapnya.
Sementara itu, Anto, salah satu umat Konghucu asal Banjar, turut berbagi harapannya dimomen Imlek ini.
"Kami berdoa agar Indonesia tetap damai, masyarakat sehat, rezeki lancar, dan Ciamis menjadi kota yang bersih dengan warga yang rukun," katanya.
Perayaan ini bukan hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap tradisi leluhur, tetapi juga sarana mempererat hubungan sosial serta nilai-nilai spiritual di tengah keberagaman masyarakat Ciamis.
Editor : Asep Juhariyono