BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Sepanjang tahun 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Banjar, Jawa Barat, mencatat lonjakan signifikan. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota Banjar, jumlah kasus melonjak drastis hampir tujuh kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2023, Kota Banjar hanya mencatat 53 kasus DBD. Namun, di tahun 2024, jumlah tersebut meningkat tajam menjadi 387 kasus, dengan lima di antaranya berakhir tragis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, H. Saifuddin, menyebutkan bahwa lonjakan kasus DBD ini tidak hanya terjadi di Banjar tetapi juga melanda berbagai wilayah di Indonesia.
"Kami mencatat peningkatan kasus yang sangat signifikan. Kecamatan Langensari menjadi wilayah dengan kasus tertinggi sebanyak 183 kasus, diikuti Kecamatan Banjar dengan 96 kasus, Kecamatan Pataruman 82 kasus, dan Kecamatan Purwaharja 26 kasus," ujar Saifuddin, Jumat (3/1/2025).
Dari total kasus yang tercatat, 157 kasus terjadi pada laki-laki dan 230 kasus pada perempuan. Mayoritas korban merupakan anak usia sekolah, yang menunjukkan kelompok ini sangat rentan terhadap infeksi DBD.
Menurut Saifuddin, lonjakan kasus ini diduga disebabkan oleh perubahan cuaca ekstrem dan siklus alami penyebaran DBD yang cenderung meningkat setiap 4–5 tahun. Faktor-faktor tersebut mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama penyakit ini.
Sebagai langkah mitigasi, Saifuddin menekankan pentingnya gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang harus dilakukan secara rutin oleh masyarakat.
"PSN adalah metode paling efektif untuk memutus rantai penyebaran DBD. Kami mendorong masyarakat untuk menjadikannya budaya yang dilakukan setiap minggu di lingkungan masing-masing," tegasnya.
Di tahun 2025, Kementerian Kesehatan berencana terlibat langsung dalam pemantauan dan penanganan kasus DBD di Kota Banjar. Langkah ini diharapkan dapat membantu menekan angka kasus secara signifikan.
"Kami optimis bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat akan menghasilkan perubahan positif dalam pengendalian DBD. Upaya ini juga bertujuan untuk melindungi generasi muda dari ancaman penyakit ini," pungkas Saifuddin.
Melalui kerja sama yang intensif antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan Kota Banjar dapat mengendalikan penyebaran DBD secara efektif dan mencegah lonjakan serupa di masa mendatang.
Editor : Asep Juhariyono