Dr. apt. Hegar Pramastya
Koordinator Pengabdian Masyarakat Sekolah Farmasi ITB
LELE merupakan salah satu sumber protein yang terjangkau dari segi ekonomi dan dapat dioleh menjadi aneka rupa produk. Presentasi protein berkisar 18% bobot lele.
Selain protein, lele juga mengandung asam lemak 3 dan omega 6. Oleh karena itu, ikan lele menjadi satu sumber protein yang dapat dimanfaatkan secara luas dalam rangka program peningkatan gizi anak.
Kemudahan Budidaya
Lele juga relatif mudah dibudidayakan dan memiliki ketahanan yg tinggi pada kondisi air yang buruk. Dengan pasokan pakan yang tepat, usia panen lele juga relatif pendek. Ikan siap konsumsi (berisikan 10 ekor lele per kg) umumnya dipanen sekitar 1, 5 – 2 bulan pasca penyebaran benih dengan ukuran kisaran 10 – 15 cm.
Program Budikdamber
Sekolah Farmasi ITB menginisiasi program budidaya ikan lele dalam ember pada tahun 2023 yang disebar kepada beberapa kader posyandu di Desa Tanjungsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya.
Selain mendapatkan pembekalan mengenai proses budidaya, para kader juga mendapatkan pelatihan mengenai pengolahan menjadi lele beku, serta produk jadi berupa nugget dan eggroll. Program tersebut mendapatkan sambutan antusias dari para kader. Produk nugget dan eggroll yg dibuat digunakan dalam paket tambahan makanan (PTM) posyandu.
Skala Lebih Besar
Berkaca dari kegiatan tersebut, dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam rentang waktu September–Desember tahun 2024. Kegiatan tersebut berfokus peningkatan skala budidaya dengan kolam berangka bambu dan terpal yang dapat menampung sekitar 500 ekor lele.
Warga mendapatkan bimbingan teknis terkait proses budidaya serta pemanfaatan air kolam sebagai pupuk tanaman sayuran. Budidaya skala lebih besar tersebut diharapkan tidak hanya menjadi sarana untuk mendukung program peningkatan gizi anak, namun juga menjadi satu model usaha bagi warga atau BUMDES setempat.
Pengolahan lebih lanjut
Harga yg relative terjangkau dari lele merupakan salah satu kekurangan dari segi keekonomian bisnis. Harga rata-rata lele ditingkatkan pembudidayan berada pada kisaran Rp 20.000. Di sisi lain, harga pakan berupa pelet relatif tinggi. Diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengolah hasil panen sehingga meningkatkan nilai ekonomi.
Kegiatan pengabdian masyarakat yg dilaksanakan tidak hanya berfokus pada budidaya, namun juga pada pengolahan ikan lele. Salah satu upaya yg dilakukan adalah melalui pengembangan produk turunan lele berupa lele asap. Pengasapan meningkatkan waktu simpan namun juga harga jual lele.
Harga lele asap berkisar hampir 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan lele segar. Aspek lain dari pengasapan adalah pemanfaatan limbah batok kelapa. Di desa Tanjungsari banyak dijumpai pengopra kelapa. Batok kelapa merupakan limbah yang kurang termanfaatkan. Keberadaan pengasapan ikan diharapkan dapat menyerap limbah berupa batok kelapa.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat dan BUMDES dalam budidaya ikan lele dan pengolahan produk turunannya. Masih diperlukan upaya lebih lanjut terutama dalam pemanfaatan pakan alternatif untuk mengurangi beban operasional budidaya serta peningkatan kualitas produk.
Selain itu diperlukan bantuan dan bimbingan teknis dari dinas terkait agar dapat memenuhi persyaratan mutu yg sesuai dengan koridor registrasi makanan. Upaya pemasaran menjadi tugas yg dapat diakomodasi oleh BUMDES.
Editor : Asep Juhariyono