Diky Chandra menyambut baik acara tersebut. Ia menjelaskan bahwa ngobeng balong atau menangkap ikan di kolam adalah tradisi yang memiliki sejarah panjang, di mana pada masa lalu, acara ini sering diadakan setelah panen untuk mempererat hubungan antarwarga.
"Kami khawatir tradisi ngobeng ini semakin menghilang. Selain berbaur dengan masyarakat, ini juga merupakan upaya kami melestarikan budaya khas Tasikmalaya, bahkan Jawa Barat," ujar Diky.
Diky juga berbagi kisah bahwa ia baru merasakan pengalaman ikut ngobeng sekitar 10 tahun yang lalu. Ia berharap budaya-budaya kasundaan seperti ini tetap hidup dan dilestarikan.
"Saya baru ikut ngobeng sekitar 10 tahun yang lalu dan belajar tentang sejarahnya. Jadi, jika ada informasi mengenai budaya kasundaan lainnya, seperti ngurat batu atau lainnya, tolong beri tahu, Insya Allah kami akan mendukung dan mengunjungi," jelasnya.
Diky mengungkapkan rasa bahagianya bisa turun langsung ke kolam dan berinteraksi dengan masyarakat.
"Saya tidak membawa persiapan khusus. Meski baju krem saya terkena lumpur, tidak apa-apa. Karena permintaan warga, saya langsung ikut turun ke kolam, dan alhamdulillah, saya sangat bahagia. Antusiasme masyarakat luar biasa," tutupnya.
Editor : Asep Juhariyono