CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id – Bendungan Leuwikeris, yang mulai dibangun pada tahun 2016, kini telah resmi digunakan setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis (29/8/2024).
Proyek besar yang menghabiskan anggaran sekitar Rp3,5 triliun ini terletak di alur Sungai Citanduy, yang menjadi batas alam antara Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya.
Sejak penggenangan Bendungan Leuwikeris dimulai pada Kamis (15/8/2024) dan peresmiannya oleh Presiden Jokowi pada Kamis (29/8/2024), kawasan ini semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat. Setiap hari, khususnya pada akhir pekan dan hari libur, Bendungan Leuwikeris selalu dipadati oleh pengunjung.
Jujang, pengelola Saung Gawir di Spot Raden Patih, Dusun Guha, Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis, mengungkapkan bahwa antusiasme pengunjung sangat tinggi.
"Setiap hari, banyak yang berkunjung ke Spot Raden Patih. Pada hari biasa, jumlah pengunjung mencapai sekitar 500 orang, sedangkan pada akhir pekan bisa mencapai seribu orang atau lebih. Pengunjung semakin hari semakin ramai," ujar Jujang, Selasa (10/9/2024).
Seiring dengan penggenangan Bendungan Leuwikeris, berbagai lokasi wisata baru yang menawarkan pemandangan indah dari bendungan ini bermunculan di Desa Ciharalang, Desa Handapherang, dan Kelurahan Cigembor.
Spot-spot seperti Manohara dan Cibungureun, yang berada di tebing Sungai Citanduy, menjadi favorit karena lokasinya yang dekat dengan bangunan utama bendungan.
Di antara spot-spot yang bermunculan, Spot Raden Patih di Dusun Guha Desa Handapherang, dan Spot Sayang Kaak di Dusun Cikatomas, Desa Handapherang, menjadi daya tarik utama dengan area kemping (camping ground) yang menyediakan tenda-tenda untuk bermalam sambil menikmati keindahan dan semilir angin dari Bendungan Leuwikeris.
Spot Karanghantu di Lingkungan Sinarmawar, Kelurahan Cigembor, menjadi spot terjauh yang berjarak sekitar 3 km dari Jalan Lingkar Selatan ditambah dengan jalan setapak.
Spot ini tidak hanya menawarkan pemandangan indah dari ujung genangan Bendungan Leuwikeris, tetapi juga memberikan pengalaman berpetualang dengan menyusuri lembah muara pertemuan Sungai Cipalih dan Sungai Citanduy yang masih alami dan jarang dikunjungi. "Memang banyak pilihan spot untuk menikmati keindahan Leuwikeris," ungkap Jujang.
Di Spot Raden Patih, misalnya, pengunjung tidak hanya datang untuk menikmati pemandangan dan berfoto, tetapi juga untuk bersantai bersama keluarga atau rombongan.
Bagi yang tidak sempat membawa bekal, telah banyak warung sederhana yang menyediakan makanan dan minuman, termasuk kuliner lokal seperti nasi timbel dengan lauk pauk khas Sunda.
Spot Raden Patih juga memiliki nilai sejarah dengan keberadaan Situs Raden Patih, yang diprediksi akan tenggelam seiring dengan peningkatan genangan air Bendungan Leuwikeris. Saat ini, sekitar 40% dari kedalaman jurang di Spot Raden Patih sudah terendam.
Kehadiran Bendungan Leuwikeris telah memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar.
Banyak warga yang membuka usaha warung makan dan tempat parkir, sementara pemuda karang taruna turut serta mengelola area parkir.
Pembangunan bendungan ini juga membawa kemakmuran bagi pemilik lahan yang mendapat ganti untung dari pembebasan lahan sebelum pembangunan fisik bendungan dimulai pada tahun 2016.
Bendungan Leuwikeris, dengan luas genangan 243 hektar dan kapasitas tampung 81,44 juta kubik air, kini menjadi bendungan multifungsi.
Selain menjadi sumber irigasi untuk 11.216 hektar sawah di Kota Banjar, Ciamis Selatan, dan Cilacap, bendungan ini juga menyediakan air baku bagi Ciamis Kota, Tasikmalaya, dan Banjar, serta menjadi sumber tenaga untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Keberadaan Bendungan Leuwikeris juga menawarkan potensi besar bagi pengembangan pariwisata di Ciamis di masa depan.
Berbagai spot wisata yang bermunculan di kawasan greenbelt genangan bendungan ini bisa menjadi embrio untuk pengembangan pariwisata Ciamis yang lebih menjanjikan.
Editor : Asep Juhariyono