Agus menambahkan bahwa unjuk rasa kali ini membawa sejumlah catatan terkait kinerja DPRD pada periode sebelumnya, yang dinilai belum memuaskan.
"Kami menuntut DPRD Kota Tasikmalaya yang baru dilantik untuk segera menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut," lanjutnya.
Meski situasi sempat memanas, unjuk rasa berhasil diredam setelah Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Joko Sulistiono, mengajak massa berdialog.
Tak lama setelah itu, pimpinan DPRD menemui demonstran untuk berdiskusi, yang akhirnya membuat massa membubarkan diri secara damai.
Selain PMII, massa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) juga turut menyuarakan aspirasinya di Simpang Tiga Sukarindik. Di lokasi ini, ketegangan serupa terjadi antara demonstran dan personel gabungan.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Joko Sulistiono, menjelaskan bahwa dua kelompok mahasiswa menggelar unjuk rasa pada hari pelantikan tersebut.
"Situasi sempat memanas, namun berhasil diredam setelah dialog dilakukan. Kedua kelompok mahasiswa akhirnya meninggalkan lokasi dengan situasi yang kondusif," ujar Joko.
Dalam pengamanan acara pelantikan dan unjuk rasa, Joko menyebutkan bahwa ratusan personel gabungan dikerahkan. "Untuk pengamanan, kita melibatkan 734 personel gabungan," terangnya.
Sementara itu, pimpinan sementara DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim, menyatakan bahwa dirinya telah berdialog dengan kedua kelompok massa.
"Kita sudah berdialog, tapi karena waktu shalat tiba, kita ajak mereka shalat dulu," singkat Aslim saat menuju masjid, diikuti oleh beberapa demonstran.
Pelantikan anggota DPRD Kota Tasikmalaya periode 2024-2029 berjalan lancar meski sempat diwarnai aksi protes dari mahasiswa.
Editor : Asep Juhariyono