Berbicara tentang pengalaman, Nana mengungkapkan, bahwa dirinya dan Mujamil telah berkecimpung di Pemerintah Kota Banjar selama 15 tahun, baik di legislatif maupun eksekutif.
Dengan latar belakang ini, mereka memiliki visi untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, yakni mensejahterakan masyarakat.
Nana juga menjelaskan tiga aspek utama yang akan menjadi prioritas dalam membangun Kota Banjar jika mereka terpilih.
Pertama, pendidikan. Menurutnya, masyarakat Banjar harus cerdas secara intelektual dan akhlak. Untuk itu, ia menggandeng sosok ulama, dengan harapan dapat menciptakan masyarakat yang berpendidikan tinggi dan berakhlak mulia.
"Ilmu tanpa agama itu berbahaya, dan agama tanpa ilmu itu tidak sempurna," ujarnya.
Kedua, kesehatan. Nana ingin memastikan generasi muda di Kota Banjar tumbuh sehat sejak lahir hingga dewasa, dengan fasilitas kesehatan yang memadai dan terus ditingkatkan.
"Fasilitas kesehatan kita sudah cukup bagus, tinggal kita tingkatkan dan sempurnakan," ungkapnya.
Ketiga, Nana menyoroti pentingnya meningkatkan daya beli masyarakat. Meskipun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Banjar lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya, ia menilai masih banyak pengangguran akibat kurangnya lapangan kerja.
Untuk itu, Nana berjanji akan membawa investor untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Sementara itu, bakal calon Wakil Wali Kota Banjar, Mujamil, juga memberikan alasan mengapa ia menerima tawaran untuk berpasangan dengan Nana Suryana.
Menurutnya, kesamaan visi dan pengalaman panjang bekerja sama di DPRD menjadi dasar utama.
"Kami sudah bersama di DPRD selama 10 tahun. Pak Nana di eksekutif 5 tahun, dan saya masih di legislatif. Saya tahu persis karakter beliau yang sangat baik, sering turun ke lapangan, dan program-programnya selalu tepat sasaran," ungkap Mujamil.
Di akhir pernyataannya, Mujamil meminta dukungan dan doa restu dari masyarakat, pengurus PPP, PDIP, serta semua pihak yang hadir, termasuk rekan-rekan wartawan.
"Siapa tahu doa kemenangan kami muncul dari doa orang-orang yang ada di sini," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono