BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Pemerintah Kota Banjar, melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), melaporkan bahwa realisasi investasi untuk semester pertama tahun 2024 telah mencapai Rp68 miliar.
Kepala DPMPTSP Kota Banjar, Mamat Rahmat, melalui Dewi Ambarwati dari bidang Penanaman Modal, mengungkapkan bahwa angka tersebut berdasarkan data dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) pada sistem Online Single Submission (OSS).
“Selama semester pertama, realisasi investasi mencapai Rp68 miliar, yang berasal dari investasi padat karya dan padat modal utama di sektor perdagangan dan jasa,” jelas Dewi pada Rabu (14/8/2024).
Dewi merinci, dari total realisasi investasi tersebut, triwulan pertama berkontribusi sebesar Rp3.931.500.119, sedangkan triwulan kedua mencapai Rp64.733.833.119, sehingga totalnya mencapai Rp68.655.333.541.
Angka ini setara dengan 13,73 persen dari target Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kota Banjar untuk tahun 2024, yang sebesar Rp500 miliar.
“Capaian ini sudah melebihi target DPMPTSP Provinsi Jawa Barat yang sebesar Rp110 miliar, menunjukkan pencapaian yang sangat baik,” tambahnya.
Realisasi investasi ini juga berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada triwulan kedua tahun 2023, penyerapan tenaga kerja mencapai 748 orang. Sedangkan pada semester kedua tahun 2024 meningkat menjadi 989 orang, atau naik 32,22 persen.
Sektor-sektor yang mendominasi investasi di Kota Banjar mencakup perdagangan, reparasi, industri kayu, jasa, hotel, restoran, dan tekstil.
Investasi ini melibatkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), meski kontribusi PMA relatif kecil.
Selain itu, jumlah pelaku usaha mikro dan kecil yang mendaftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) juga meningkat signifikan. Hingga Juni 2024, tercatat sebanyak 6.637 pelaku usaha yang telah mendapatkan NIB melalui sistem OSS.
“Walaupun pembuatan LKPM online tidak diwajibkan untuk pelaku usaha mikro, kami tetap mengimbau mereka untuk mengajukan permohonan,” kata Dewi.
Dewi juga menyebutkan bahwa sektor usaha yang paling banyak mendapatkan NIB adalah industri kerupuk, peyek, dan sejenisnya.
“Ini menunjukkan bahwa investasi dan kepatuhan terhadap perizinan semakin berkembang di Kota Banjar,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono