Tercatat, dalam kurun 1953-1956, gerombolan melakukan serangan ke rumah-rumah warga di malam hari. Tujuannya untuk mencari perbekalan dan menambah anggota, di mana mereka tidak segan bertindak kejam jika penduduk tidak mau bergabung.
Dari kekacauan ini, ribuan penduduk Garut, termasuk penduduk Banyuresmi, pada akhirnya memilih mengungsi ke kota terdekat. Salah satu yang paling aman adalah Bandung.
Mereka yang biasa bertani, akhirnya dituntut mencari usaha lain di kota orang. Mulai dari pedagang, tukang bangunan, jasa sol sepatu, termasuk juga pemangkas rambut.
Dari sekian banyak profesi baru itu, pemangkas rambut adalah yang paling menjanjikan. Sebab, para pria yang jadi target pasar setiap saat pasti datang ke tukang cukur untuk merapikan rambut.
Apalagi, menjadi tukang cukur tidak membutuhkan modal besar. Mereka bisa mencukur di sembarang tempat, termasuk di bawah pohon rindang.
Dari sinilah awal mula para perantau Garut turut menambah persebaran jasa pemangkas rambut di perkotaan yang sebenarnya sudah ada sejak masa kolonial. Dan, dari sini pula asal muasal kata "Asgar" muncul.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta