Noneng menambahkan bahwa potensi di Kota Tasikmalaya sangat besar, terutama karena pada tahun 1947 sudah ada gabungan koperasi batik dan jalan yang diberi nama Mitrabatik.
"Artinya, waktu itu pun, pelaku usaha di bidang batik sudah banyak. Tetapi dengan beriringnya waktu, ini adalah saatnya untuk mengembalikan dan membuat batik Kota Tasik bersinar lagi," jelasnya.
Dengan adanya pelatihan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), proses penyampaian data dari dunia usaha kepada pemerintah menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga para perajin bisa memperoleh legalitas dalam berusaha.
"Setelah memiliki izin ini, teman-teman bisa mengembangkan usahanya lebih tinggi lagi. Dengan bimbingan dari sini dan YCAB, produk mereka makin baik sehingga penjualannya meningkat. Ekonomi Tasik dan wilayah di sekitar Tasik dan Jabar meningkat," tandasnya.
Sementara itu, Pj. Ketua Dekranasda Jabar, RR. Amanda Soemedi, menambahkan bahwa Dekranasda sudah membina sekitar 560 perajin, mulai dari pelatihan, promosi produk, hingga permodalan.
"Dekranasda Jabar terus berkomitmen mendukung semua industri kreatif yang ada di Jabar, termasuk di Tasikmalaya ini," ujar Amanda.
Editor : Asep Juhariyono