"Pastinya harapan kami sama ya, mudah-mnudahan semua guru honorer yang di Kota Tasik, yang kurang lebih hampir 700 orang, bisa diangkat semua menjadi guru ASN PPPK di tahun 2024," ujar Heni.
Heni yang sudah menjadi seorang guru sejak tahun 2000, hingga saat ini, statusnya yang masih sebagai guru honorer itu belum mendapatkan kesempatan untuk menjadi guru ASN PPPK. Padahal, Heni mengaku, sudah mengikuti test untuk menjadi guru ASN PPPK sebanyak 4 kali.
"Semoga yang status P sudah ditak test lagi karena bagi kami yang usianya yang sudah mau magirb gitu, apakah harus test lagi dan test lagi. Karena status kami kemarin itu bukan TL, karena kalau TL kan kami tau sendiri, TL itu tidak lulus, tapi status kami itu P. Status P itu status yang nilainya melebihi ambang batas, udah melebihi nilai dari yang terkecil," jelasnnya.
"Kenapa tidak lolos? Karena kuotanya sedikit, karena tergeser sama kuota yang lain. Kalau saya udah ikut test dari tahun 2020 udah empat kali ikut PPPK, kalau mengajar dari 2000," tandasnya.
Menanggapi harapan guru honorer, Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan, saat ini Pemkot Tasikmalaya masih terus melakukan upaya untuk memenuhi harapan para guru honorer tersebut.
"Sedang dibahas di Jakarta, kita tunggu kebijakannya. Iya dong harus itu, keberpihakan akan selalu ada," papar Cheka.
Editor : Asep Juhariyono