Terkait dengan hadiah, Cheka menyatakan bahwa pemerintah kota belum menetapkannya, karena penghargaan MTQ tersebut akan dibahas kemudian. Dia menegaskan bahwa peserta telah menjalani pelatihan sebelumnya.
“Kami akan membicarakan ketersediaan sumber daya untuk hadiah. Ada wacana mengenai hal tersebut, karena ini akan menjadi motivasi tambahan bagi peserta,” ungkapnya.
Sebelumnya, seleksi peserta dilakukan melalui lomba MTQ di tingkat Kota Tasikmalaya. Peserta yang terpilih kemudian dibina dan dilatih lagi untuk persiapan tingkat Provinsi Jawa Barat.
“Ini bukanlah perjuangan tunggal, tapi perjuangan dalam bentuk tim. Untuk mencapai tujuan bersama dengan hasil yang optimal, kerja sama yang baik sangatlah diperlukan,” ujar Cheka.
Oleh karena itu, Cheka sangat berharap, terutama dengan sebutan Kota Santri, yang menurutnya dapat membuktikan kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) dari segi keagamaan. Lomba MTQ menjadi implementasi dari hal tersebut.
“Dengan jumlah santri sebanyak 41 ribu dan 273 pesantren, kita seharusnya memiliki peluang yang lebih besar. Namun, keberhasilan tergantung pada kerja sama tim yang solid untuk mewujudkannya,” tambahnya.
Selain 54 peserta MTQ, Cheka juga melepas 30 pembina, 12 pejabat peserta resmi, dan 8 tim kesehatan.
Editor : Asep Juhariyono