Tiap hari Nenek Imas mampu memanen pucuk teh rata-rata 50 kg yang kemudian disetorkan ke pengepul. Sebelum diserahkan, para pemetik menimbang dan mencatat hasil petikannya. Daun teh inilah yang menjadi ladang rupiah bagi mereka.
"Rata-rata dapatnya sekitar 50 kh sehari, dari pagi sampai siang. Tapi terkadang bisa sampai 70 bahkan 85 kg dalam satu kali petik, jika kondisinya memungkinkan," ujar Nenek Imas.
Terkait ipah yang diterimanya, Nenek Imas menyebut upah yang didapat tak sebanding dengan tenaga dan keringat yangvtelah dikeluarkan. Namun begitu, ia dan emak-emak lainnya tetap bersyukur karena tidak ada pekerjaan lain.
"Untuk 1 kilogram pucuk daun teh dihargai Rp 850. Jadi kalau dirata-rata tiap hari dapat pucuk 50 kg, upah yang diterima sekitar Rp 40.000. Tapi tak menentu juga, tergantung hasil petikan," ujar Nenek Imas.
Dengan upah sebesar itu, Nenek Imas mengaku tetap bersyukur karena masih bisa mendapatkan rizki di usia senja. "Ya disyukuri saja. Ini kan datangnya dari Allah SWT," kata Nenek Imas.
Editor : Asep Juhariyono