Yana menegaskan bahwa bimtek tersebut tidak bertujuan untuk menghilangkan keberagaman aliran pencak silat di setiap paguron, melainkan untuk meningkatkan kualitas pelatih melalui standarisasi metodologi.
"Pelatih memiliki peran penting dalam membentuk dasar bagi atlet pemula. Pelatih yang berkualitas dapat melahirkan generasi muda yang unggul dalam pencak silat, baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional," tambahnya.
Bimtek pelatih ini diharapkan dapat melahirkan atlet-atlet silat di Ciamis yang berprestasi untuk menghadapi berbagai event, termasuk Popwilda Jabar 2024, yang merupakan event terbesar tingkat pelajar di Jawa Barat.
"Dalam waktu dekat, kita akan menghadapi Popwilda. Untuk Popwilda 2024, kami sudah menyiapkan 12 atlet pencak silat," jelasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ciamis, DR Erwan Dermawan S STP MSi, juga mengakui bahwa bimtek kepelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan atlet silat yang berprestasi.
"Dengan adanya bimtek ini, informasi baru, teknik baru, aturan baru, dan cara kepelatihan baru dapat tersosialisasikan dengan baik, sehingga tercipta standar kepelatihan yang sama tanpa menghilangkan ciri khas keberagaman masing-masing paguron silat," jelas Erwan.
Selain pemahaman mengenai standar kepelatihan baru dalam pencak silat, 88 peserta bimtek ini juga ditantang untuk melatih seorang pesilat pemula menjadi atlet silat berprestasi dalam waktu satu tahun ke depan.
"Kami menantang setiap pelatih untuk melatih seorang pesilat pemula menjadi atlet berprestasi," tandasnya.
Event yang akan datang di cabang pencak silat adalah Popwilda Jabar 2024, dan sudah ada 12 atlet silat yang dipersiapkan untuk menghadapinya.
"Sebanyak 12 atlet silat telah dipersiapkan untuk Popwilda. Kami serahkan kepada cabang pencak silat untuk melakukan seleksi," tambah Erwan.
Editor : Asep Juhariyono