get app
inews
Aa Read Next : Inilah 10 Gejala Omicron XBB dan Pencegahannya, Anda Wajib Tahu

Kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya Naik 2 Kali Lipat, Ini Penjelasan Dinkes

Kamis, 03 Februari 2022 | 13:28 WIB
header img
Kabid P2P Dinkes Kota Tasikmalaya Asep Hendra Hendriana. Kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya Naik 2 Kali Lipat, Ini Penjelasan Dinkes. (Foto: Dok. iNewsTasikmalaya.id)

TASIKMALAYA, iNews.id – Kasus Covid-19 dibeberapa kota di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Tidak kecuali di Kota Tasikmalaya, kasus aktif Covid-19 kini mencapai 33 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra Hendriana mengatakan, peningkatan kasus di kota berjuluk kota santri ini linier atau berbanding lurus dengan peningkatan kasus di pusat dan kota lainnya.

“Memang linier dengan penambahan kasus di pusat dan beberapa daerah di Indonesia. peningkatan itu kan 2 kali lipat seperti yang ditayangkan satgas Covid-19,” ujar Asep, Kamis (3/2/2022).

Menurutnya, peningkatan kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya berasal dari pelaku perjalanan luar kota. Berdasarkan hasil tracing bahwa sebagian besar memiliki riwayat perjalan ke luar kota seperti ke Jakarta, Tanggerang, Bandung dan laiinnya.

“Rata-rata memang memiliki riwayat perjalanan ke luar kota. Nah pulang dari Jakarta sakit, pulang dari Bandung sakit. Beberapa kasus yang pulang dari Yogya juga sakit. Pulang ke Tasik sakit pas dicek positif Covid-19,” kata dia.

Ia menuturkan, sejauh ini pihaknya terus melakukan tracing terhadap kontak erat yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Hasil tracing ada yang positif ada juga yang negatif. Tapi kan di 5 hari kemudian dicek kembali. Ada beberapa hasil tracing dari kontak 4, satu positif 3 negatif. Kontak erat 3, satu positif 2 negatif,” ucapnya.

“Yang negatif juga nanti kita cek lagi, siapa tahu karena belum keluar atau terdeteksi virusnya,” sambung dia.

Asep menjelaskan, peningkatan kasus memang realistis. Artinya memang terjadi mobilitas yang tinggi. Kemudian daerah yang dikunjungi juga peningkatan kasusnya luar biasa, karena memang tidak ada pembatasan mobilitas.

“Kalau tidak ada pembatasan ya pasti nyebar,” jelas dia.

Ia menyebut, kalau tren di Jakarta itu peningkatan kasusnya dikunci di situ saja, tidak akan menyebar ke daerah lain. Artinya yang di dalam gak bisa keluar dan yang dari luar gak bisa masuk.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut