"Alhamdulillah, kemarin sudah mengirim ke Bogor saja 1000 angklung, dan itu khusus untuk peringatan Hari Angklung Dunia," ujarnya kepada iNewsTasikmalaya.id pada Kamis (16/11/2023).
Selain itu, pengiriman angklung juga dilakukan ke daerah tetangga seperti Kota Tasikmalaya. Mumu menyatakan kekecewaannya terhadap kurangnya perhatian dari Pemerintah Daerah Ciamis terhadap potensi yang dimiliki oleh daerahnya.
"Bisa dilihat di peringatan Hari Angklung Dunia ini. Ciamis sebagai lumbung terbesar di Indonesia, tapi tidak ada eksistensi kegiatan untuk peringatan angklung yang sudah dijadikan warisan budaya dunia," keluhnya.
Meski demikian, Kang Mumu berharap bahwa Pemerintah Kabupaten Ciamis dapat memberikan perhatian lebih terhadap potensi Angklung ini, terutama dalam menyelenggarakan kegiatan peringatan Hari Angklung Dunia.
Kang Mumu berpikir positif bahwa Pemerintah Kabupaten Ciamis mungkin memiliki rencana lain terkait potensi Angklung. Ia berharap agar Angklung dapat menjadi daya tarik wisata budaya yang banyak dikunjungi oleh para pecinta budaya.
"Kampung Angklung memiliki potensi wisata budaya untuk menarik orang berkunjung ke Ciamis. Namun, karena pemikiran pemerintah bahwa wisata itu hanya sebatas arus alam, kampung angklung ini kurang mendapatkan perhatian," papar Kang Mumu.
Ia berharap kedepannya pemerintah dapat memberikan perhatian lebih dan sarana prasarana agar Kampung Angklung di Ciamis bisa menjadi destinasi wisata budaya yang lebih berkembang.
Editor : Asep Juhariyono