Dikatakan Acong, kegiatan itu merupakan usaha dari semua pihak yang meningkatkan Kota Tasikmalaya menjadi kota yang bisa saling menghargai antar perbedaan keyakinan, baik itu agama, ras, suku, dan budaya.
"Ini adalah usaha kami bersama untuk menghilangkan sekat-sekat intoleransi, karena harus terus diusahakan kadang-kadang kita lupa akan semua itu," ujar Acong.
Menurutnya, dengan hadirnya para tokoh lintas agama disatukan disatu tempat menjadi salah satu bukti Kota Tasikmalaya sebagai kota yang ramah dan saling menghargai antar sesama.
"Di Tasikmalaya ada orang Batak, orang Chines yang ber-KTP Tasikmalaya, apakah mereka bukan warga kita? Dia adalah saudara kita, ada Kristen, ada Hindu. Jadi mari malam ini refleksi Tasikmalaya kita berhubungan dengan doa bersama antar agama," pungkasnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kegiatan yang sudah diselenggarakan dalam penutup serangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Kota Tasikmalaya.
"Di ulang tahun ke 22 ini ditutup dengan maha penting, pada malam hari ini kita merefleksikan apa yang sudah kita lakukan, apa yang sedang kita lakukan, apa yang akan kita lakukan kedepan," kata Cheka.
Cheka menuturkan, hal itu membuktikan bahwa Kota Tasikmalaya adalah kota yang rukun, sangat damai untuk masyarakat yang datang ke Kota Santri ini.
"Doa bersama ini membuat saya merinding, seluruh pemeluk agama yang ada di Kota Tasikmalaya bersatu untuk melakukan doa bersama, dan kita buktikan untuk ke depan bisa jauh lebih baik," paparnya.
Selain doa bersama lintas agama, kegiatan pada Refleksi Milangka Kota Tasikmalaya ke-22 itu juga turut dimeriahkan berbagai kegiatan, di antaranya tawasulan, tausiah, pentas seni (hadroh, rampak sekar Mang Kokoan, sendratari, karinding, musik akustik, Alma dan Dinda Binekas).
Editor : Asep Juhariyono