get app
inews
Aa Read Next : Ivan Dicksan Ngobrol Empat Mata Bareng Syarif Hidayat Ditemani Monde dan Secangkir Teh Hangat

Kisah Tragis Mayor SL Tobing, Sukses Lawan Agresi Militer Belanda Malah Gugur di Tangan Pemberontak

Jum'at, 18 Agustus 2023 | 12:11 WIB
header img
Salah satu sudut Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya, yang kini jadi kawasan multi fungsi, perdagangan, industri dan perkantoran. Foto : iNewsTasikmalaya.id/Kristian

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Warga Kota Tasikmalaya boleh jadi hanya mengenal Mayor SL Tobing sebagai nama salah satu jalan di wilayah selatan kota. Tepatnya merupakan terusan Jalan KHZ Mustofa menuju bundaran Linggajaya.

Selayaknya diketahui bahwa Mayor SL Tobing adalah pejuang kemerdekaan dari pasukan Siliwangi yang bernasib malang.

Berhasil beberapa kali melawan agresi Belanda, malah nasibnya mengenaskan, gugur di tangan gerombolan DI/TII.

Menurut buku Siliwangi Dari Masa ke Masa, mayor pejuang kemerdekaan yang memiliki nama panjang Simon Lumban Tobing ini awalnya merupakan mahasiswa Sekolah Teknik Tinggi (STT) Bandung yang kini menjadi ITB.

Pada zaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan, SL Tobing tergerak hatinya bergabung dengan pasukan Siliwangi dan dipercaya memimpin Batalyon 33 Pelopor.

Saat pasukan Siliwangi hijrah ke Yogyakarta, SL Tobing pun bersama pasukannya ikut serta. Pada tahun 1948 mereka kembali dengan cara longmarch seperti saat berangkat.

Kisah nestapa SL Tobing dimulai ketika ia bersama dua anak buahnya, Iskandar dan Ujang, beristirahat di Kampung Cigalugur, Desa Parentas, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya.

Pada saat itu situasi di Jawa Barat, khususnya Priangan Timur, menjadi wilayah pemberontakan pasukan DI/TII pimpinan Kartosoewirjo.

Suatu malam, saat warga Cigalugur tengah bergotong-royong menyiapkan perayaan HUT Kemerdekaan RI, tiba-tiba gerombolan DI/TII muncul dari arah hutan menyerang dan melakukan aksi pembantaian.

Puluhan warga, termasuk SL Tobing dan dua anak buahnya yang masih berada di kampung itu menjadi korban. Bahkan SL Tobing, Iskandar dan Ujang kemungkinan dipenggal setelah diketahui sebagai pasukan Siliwangi.

Pasukan Batalyon 33 Pelopor lainnya yang sudah tiba di Cianjur kemudian menyadari bahwa SL Tobing dan dua anak rekan mereka tidak ada.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut