"Kalau makanannya tentu yang bergizi, ada telor, dagingnya. Bahan bakunya, berasnya, telurnya, dagingnya, itu sumbangan dari beberapa elemen masyarakat dan pemerintah," kata dia.
"Dapurnya ada beberapa opsi, ada juga kemarin tawaran dari dapurnya Wingdikal, Kodim 0612 Tasikmalaya, Lapas, atau dapur dinas sosial, ini juga ada usulan dari BPBD Kota Tasikmalaya," tambah dia.
Penanganan stunting di Kota Tasikmalaya juga turut didukung oleh anggota DPR RI Komisi IX, Hj. Nurhayati, yang memberikan bantuan makanan tambahan untuk anak-anak stunting.
"Program-program yang beliau munculkan, termasuk ini juga DAMASKUS berkat diskusi dengan beliau kemarin. Nah, sekarang beliau support dengan makanan tambahan cukup banyak," pungkas Cheka.
Sementara itu, Hj. Nurhayati menuturkan, terkait program One ASN One Anak Stunting yang sudah dilakukan di seluruh daerah, tinggal bagaimana komitmennya dari pemimpinnya dalam menjalankam program tersebut.
"Semoga ini tidak hanya untuk ASN tapi untuk seluruh warga masyarakat yang memang mampu untuk mau mengadopsi anak-anak stunting ini," tutur Nurhayati.
Dikatakn dia, pihaknya akan mendorong Pemkot Tasikmalaya untuk berkomitmen dengan mempunyai visi yang jelas serta penganggaran yang cukup untuk penurunan anak stunting.
"Kedua, ada partisipasi masyarakat. Yang utama kami lakukan sebetulnya secara masif dan sistematis mengenai sosiaslisasi, komunikasi informasi, dan edukasi mengenai gizi kepada masyarakat sehingga ada perubahan perilaku," ucapnya.
Dirinya berharap, masyarakat akan teredukasi dan merubah perilakunya agar Kota Tasikmalaya memiliki generasi yang cerdas.
"Jadi berharap masyarakat akan teredukasi dan merubah perilakunya. Sehingga ke depan yang pak wali bilang, 20 tahun ke depan bahwa generesi muda kita itu diisi dengan generasi cerdas, sehat dan produktif," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono