Sukiran menambahkan, dugaan sementara motif korban melakukan gantung diri adalah sakit hati setelah ditolak menikah oleh kekasihnya yang masih berusia di bawah umur. Ia pun membenarkan, bahwa korban melakukan secara langsung aksi gantung dirinya di aplikasi Facebook.
"Motifnya sementara itu pacaran. Pacarnya masih kecil, jadi dia (kekasih korban) gak mau diajak nikah. Soalnya, dia masih di bawah umur. Iya sempat rame ada live di Facebook," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cayur Akhmad Kaffi mengatakan, sebelum ditemukan tewas korban pamit ke orang tuanya berangkat dari rumah dengan membawa sebilah golok pada Selasa (11/7/2023) lalu.
Orang tuanya mengira, korban hendak ke kebun. Namun, setelah dua hari korban tak pulang ke rumahnya. Orang tuanya pun melakukan pencarian hingga korban ditemukan tewas tergantung.
"Awalnya jam 12 hari Selasa lalu, korban bawa golok seperti yang mau berangkat ke kebun. Dia (korban) pamit ke orang tuanya, tapi ditunggu gak pulang-pulang. Sempat dilakukan pencarian selama dua hari. Namun, ketemu-ketemu korban sudah meninggal gantung diri. Ketemunya hari Kamis kemarin jam 9 pagi," kata Akhmad.
Soal korban menyiarkan langsung aksi gantung dirinya di Facebook, lanjut Akhmad, memang benar terjadi. Bahkan, saat ditemukan pun di dekat jasad korban ditemukan ponsel yang mengarah ke lokasi kejadian.
"Iya pas kejadian disiarkan di Facebook. Pas ketemu juga ada hp yang diarahkan ke tempat kejadian. Namun saat dicek, hp korban dikunci pola. Akhirnya hapenya diambil sama kepolisian," pungkas Akhmad.
Editor : Asep Juhariyono