Dari kematiannya yang tidak wajar itu, arwah Nyai Sinden Neng Syarifah konon kerap menampakan diri kepada pengguna jalan atau pengendara yang melintasi jalan Gentong. Bahkan, kata Aip, penampakan Neng Syarifah terkadang minta tumpangan kepada pengendara dan minta diturunkan di sekitar jembatan Sarongge atau tempat sunyi di wilayah Gentong.
“Kalau kata sopir yang pernah melihat Nyai Sinden dan ikut numpang, kendaraan yang dikemudikan jadi terasa berat apalagi saat menaiki tanjakan,” kata dia.
Ia menyebut, Nyai Sinden dengan pakaian serba merah itu kerap menampakan diri ke pengendara dan meminta tumpangan. Kalau tidak diajak pasti ada hal buruk menimpa kendaraan dan terjadi kecelakaan.
“Sopir yang sudah tahu tentang kisah Nyai Sinden biasanya akan melemparkan rokok atau ruang receh saat melintasi jembatan di Gentong Bawah,” ungkapnya.
Aip menjelaskan, untuk sekarang ini jarang terdengar ada orang atau sopir yang melihat penampakan dari Nyai Sinden Neng Syarifah di jalur Gentong. Lebih jauh, dia mengaku jika dirinya masih ada ikatau saudara dengan sosok lain yang menjelma sebagai harimau dan menikahi Nyai Sinden Neng Syarifah secara gaib.
Ia mengatakan, sebelum ayahnya meninggal dunia pernah bercerita bawa uwanya yang termasuk orang paling berpengaruh di wilayah Gentong dan memiliki ilmu kanuragan menikahi Neng Syarifah secara gaib.
“Sejak dinikahi secara gaib, sejak itu jarang muncul lagi bahkan tidak pernah terdengar ada yang melihat penampakan,” jelas Aip.
Ia menambahkan, terlepas dari cerita misteri Nyai Sinden Neng Syarifah yang berkembang di masyarakat, Aip mengimbau para pengendara yang melintasi jalur Gentong untuk tetap waspada dan berhati-hati.
Jalan Gentong merupakan jalur tengkorak. Kontur jalannya yang banyak tikungan, turunan dan tanjakan, membuat jalur ini menjadi salah satu lokasi rawan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Tasikmalaya Kota.
“Pada intinya saat berkendara harus tetap fokus dan waspada. Selalu berhati-hati ketika melintasi jalur Gentong,” pungkasnya.
Sementara itu, mantan Kapolsek Kadipaten yang kini menjabat Kapolsek Cihideung, AKP Erustiana mengatakan, kasus kecelakaan yang terjadi di jalur Gentong Tasikmalaya disebabkan karena faktor alam dan human error.
“Jalur Gentong ini banyak tikungan tajak, turunan dan tanjakan curam. Kecelakaan di jalur gentong itu rata-rata disebabkan faktor alam dan human error,” ujarnya.
Selain itu, faktor penyebab kecelakaan lainnya adalah pengendara atau sopir merupakan baru kali pertama melintas di jalan Gentong sehingga belum memahami karakter dan medan jalannya.
“Jalan Gentong ini juga rawan longsor. Kondisi hujan membuat jalanan licin dan itu bisa menyebabkan kecelakaan jika pengendaranya tidak berhati-hati,” ucapnya.
Editor : Asep Juhariyono