TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Beredar video penculikan anak SD di Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (4/2/2023). Dalam video tersebut, korban disebutkan dibius dan terjadi aksi pencurian.
Dalam video berdurasi 26 detik tersebut, tampak anak perempuan berseragam kaos olahraga berwarna merah duduk di sofa sedang dikelilingi beberapa warga di dalam rumah.
Pada video tersebut terdengar suara pria yang diduga sebagai perekam. "Kejadian laporan penculikan di RT 15, sambil kehilangan atas nama N***, untuk Kapolsek Cineam, Manonjaya, kami perhatikan, barusan sekitar pagi-pagi,” ucapnya.
Video tersebut pun membuat masyarakat di wilayah Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, resah.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan melalui Kapolsek Cineam AKP Dede Darmawan, membenarkan adanya video dugaan penculikan anak SD tersebut.
“Benar, video itu beredar di masyarakat dan kami sudah lakukan pengecekan,” kata Dede.
Setelah menerima laporan adanya anak SD yang diduga menjadi korban tindak pidana dengan isu penculikan dan pencurian dengan modus pembiusan, lanjut Dede, pihaknya langsung mengecek ke lokasi kejadian seperti yang ada di dalam video yang telah beredar di masyarakat.
“Anak ini mengaku pusing karena dibius hingga hilang kesadaran. Namun, kami melihat ada kejanggalan karena disebutkan pencurian, tapi hp dan sepeda motor ada. Sehingga kami membawa anak ini ke puskesmas untuk diperiksa secara medis dan kata dokter anak ini sehat, telah berbohong,” ujarnya.
Kapolsek Cineam AKP Dede Darmawan menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap anak perempuan yang masih duduk di bangku kelas 6 SD tersebut, akhirnya anak tersebut mengaku jika dirinya memang mengarang cerita kepada orang tuanya telah dibius dan diculik.
“Ada uang di celana dalamnya sebesar Rp472 ribu. Dan kami konfirmasi ke ibunya terkait uang yang hilang ternyata jumlahnya sama,” jelasnya.
Menurutnya, berdasarkan keterangan saksi-saksi bahwa anak ini dipercaya sebagai bendahara kelas dan mengumpulkan atau menghimpun uang untuk karya wisata.
Diduga uang tersebut terpakai sehingga mengarang cerita dengan berbohong kepada orang tuanya bahwa telah menjadi korban pembiusan dan penculikan serta pencurian.
“Kemungkinan uang untuk darma wisata terpakai oleh anak ini. Kemudian melihat ada uang di dompet ibunya dan diambil dan mengarang cerita bohong,” ungkapnya.
Terkait dengan video isu penculikan anak yang beredar di masyarakat, jelas Dede, video tersebut diambil oleh ketua rt setempat.
“Jadi saat menerima laporan dari ibu si anak, ketua rt malah memvideokan dengan narasi penculikan. Kami sudah konfirmasi ke ketua rt tersebut, dan alasannya karena terlalu percaya dan khawatir dengan keselamatan anak-anak di lingkungannya,” jelas Dede.
Ia menambahkan, ketua rt pun telah memberikan klarifikasinya bahwa video yang telah diunggahnya dan disebarkan ke media sosial merupakan hoax atau bohong.
“Sudah meminta maaf dengan membuat klarifikasi melalui video bahwa kejadian tersebut bohong atau hoax,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono