Kedatangan Anies Baswedan ke Tasikmalaya Diwarnai Unjukrasa Penolakan Sekelompok Massa

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Sekelompok orang yang tergabung dalam Gerakan Priangan Timur untuk Pemilu Damai berunjukrasa menolak kedatangan Anies Baswedan ke Tasikmalaya, terutama kunjungan di Bumi Priangan, Sabtu (19/11/2022).
Korlap aksi penolakan kedatangan Anies Baswedan ke Tasikmalaya, Haris Sutarman, mengatakan, penolakan tersebut bukan tidak berdasar.
Menurutnya, Gerakan Priangan Timur untuk Pemilu Damai melihat perjalanan politik Anies Baswedan yang telah terbukti memecah belah DKI. Di mana saat itu, ketika pergelaran Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies dengan strategi politik identitasnya menjual agama dan ayat untuk mendapat dukungan dari organisasi terlarang seperti HTI dan FPI, yang mana tujuan dari HTI adalah menegakkan khilafah, bahkan terjadi gesekan horizontal di DKI.
"Gerakan Priangan Timur untuk Pemilu Damai mengingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat Bumi Priangan akan bahaya politik identitas yang diusung Anies Baswedan tersebut, karena dia pasti akan kembali menjual agama dan ayat hanya untuk kepentingan politik," ujar Haris dalam keterangan resminya, Sabtu (19/11/2022).
"Kita ketahui pasca selesai menjabat sebagai Gubernur DKI, tertanggal 16 Oktober 2022, Anies Baswedan sudah mulai melakukan kunjungan-kunjungan ke beberapa daerah, yang tidak bukan dan tidak lain diduga sebagai kegiatan gerilya politiknya untuk meminta dukungan maju dalam pemilihan Presiden tahun 2024," sambungnya.
Editor : Asep Juhariyono