Karena itulah, dia memilih jalan pintas menjual diri ketimbang terbang lagi. Saat jadi pramugari, Vita mengantongi take home pay mencapai belasan juta sebelum pandemi.
“Uangnya jauh lebih cepat dapat kok. Kalau dulu masih terbang ngga seberapa, apalagi pandemi begini. Bisa-bisa pendapatan saya hanya seperempat dari normal,” ujar Vita di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (24/11/2021).
Dengan berlimpahnya harta dan kemudahan memperolehnya membuat Vita untuk saat ini belum memikirkan pasangan hidup. “Habis selera gue tinggi jadi susah menikah. Ya, mau gimana lagipula kan perawatan tubuh gue juga ngga murah,” kata wanita berkulit putih dan berkaki jenjang itu.
Vita pun menceritakan pengalaman sebagai pramugari ketika singgah terbang ke sebuah kota di Kalimantan pada tahun 2018. Dia bertemu teman sekolahnya yang bekerja di salah satu perusahaan tambang.
Di situlah sembari meledek temannya Vita menawarkan untuk berhubungan badan dengan bosnya. Ternyata kesepakatan berhasil alias deal. Vita menerima bayaran Rp5 juta untuk dua kali main dengan durasi 3 jam.
Mulai dari situlah dia kerap meminta temannya menawarkan dirinya ke beberapa bos tambang saat singgah di Kalimantan hingga akhirnya Vita mantap menjajakan diri.
Bermodalkan jaringan yang luas, pelanggan Vita kini tak hanya dari kalangan kaum urban Jakarta dan bos tambang di Kalimantan, sejumlah pejabat daerah mulai dari Ambon, Sulawesi hingga Papua pernah menikmati tubuhnya. “Kalau terbang ke sana (daerah) sambil ngelayanin juga buka jaringan,” ucapnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta